Amankah Menggabungkan Vaksin dari Dua Merek Berbeda?

Image title
10 Juni 2021, 11:40
Petugas menyiapkan vaksin COVID-19 AstraZeneca saat vaksinasi bagi warga lanjut usia (lansia) dan pedagang pasar di balai Kelurahan Nambangan Lor, Kota Madiun, Jawa Timur, Rabu (9/6/2021). Vaksinasi bagi warga lansia dan pedagang pasar tersebut dimaksudka
ANTARA FOTO/Siswowidodo/foc.
Petugas menyiapkan vaksin COVID-19 AstraZeneca saat vaksinasi bagi warga lanjut usia (lansia) dan pedagang pasar di balai Kelurahan Nambangan Lor, Kota Madiun, Jawa Timur, Rabu (9/6/2021). Vaksinasi bagi warga lansia dan pedagang pasar tersebut dimaksudkan untuk percepatan vaksinasi bagi warga guna penanggulangan penyebaran COVID-19.

Sejumlah negara menggelar program vaksinasi Covid-19 dengan dua dosis dari merek yang berbeda . Di Kanada, misalnya, hal tersebut dilakukan karena keterbatasan stok vaksin. 

Sementara di Tiongkok, langkah ini dicoba lantaran diperkirakan dapat meningkatkan efektivitas vaksin viru corona. Dalam praktiknya, vaksin Sinovac disuntikan pada dosis pertama -yang efikasinya rendah- dan Sinopharm yang efikasinya lebih tinggi pada dosis kedua.

Untuk memastikan keamanan praktik pengkombinasian vaksin ini, studi dilakukan di Inggris dan Spanyol. Sebanyak 440 orang berusia di bawah 60 tahun disuntik AstraZeneca untuk dosis pertama dan vaksin Pfizer beberapa waktu setelahnya. 

Melansir CTV News, hasilnya menunjukkan ada peningkatan antibodi sampai 150 kali. Tentu hasil yang sangat positif. Namun, kedua penelitian tersebut belum mampu mengungkap dampak kombinasi dua vaksin merek berbeda terhadap sistem imun. Satu hal yang pasti, pemberian vaksin ‘belang merek’ terbukti membuat gejala kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI) lebih banyak ditemukan.

Walau lebih sering dijumpai, KIPI yang terjadi masih tergolong ringan seperti demam, kelelahan, sakit kepala, nyeri sendi, sampai nyeri otot. Namun terdapat temuan di mana 34 persen responden yang mendapat kombinasi vaksin AstraZeneca dan Pfizer mengalami demam. Angka ini tiga kali lipat lebih tinggi dibandingkan mereka yang mendapat dua dosis vaksin AstraZeneca. 

Gejala demam biasanya berlangsung 2 - 3 hari. Berdasar penelitian yang sama, KIPI macam itu juga terjadi di orang-orang yang sempat terpapar Covid-19 kemudian mendapat vaksinasi. Sehingga bisa dibilang efek samping vaksin kombinasi ini masih dikategorikan aman.

Halaman:

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...