Upaya Memajukan Industri Gim Indonesia

Anshar Dwi Wibowo
Oleh Anshar Dwi Wibowo - Tim Publikasi Katadata
18 Oktober 2021, 19:31
Upaya Memajukan Industri Gim Indonesia
Katadata

Sejumlah gim buatan Indonesia mendapat pengakuan baik dalam kancah nasional maupun internasional. Sebagai contoh, video gim DreadOut yang dirilis Digital Happiness yang telah diadaptasi ke layar lebar. Ada pula Ultra Space Battle Brawl dari Mojiken Studio yang lolos lima besar gim lokal Indonesia di ajang Piala Presiden E-Sport 2020.

Keduanya hanya sebagian dari pasar gim nasional yang masih dikuasai oleh gim-gim asing. Pencapaian industri gim lokal sebetulnya bukan baru terjadi dalam satu malam saja. Namun, setidaknya dalam satu dekade terakhir, para pengembang lokal terus berjuang untuk membangkitkan industri ini. 

Mimpinya tak lain untuk membawa gim buatan Indonesia bersaing di kancah internasional, atau setidaknya menjadi raja di rumah sendiri. Sama halnya dengan dominasi industri gim yang terjadi di Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan.

Potensi  perkembangan industri gim di Indonesia sangatlah besar. Mengingat, pengguna internet dan penetrasi ponsel pintar terus meningkat yang juga memicu kenaikan jumlah pemain gim. 

Berdasarkan laporan 2021 Mobile Gaming Report SEA, 46 persen masyarakat Indonesia mulai bermain gim (first time user) di tengah pandemi. Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa terdapat kenaikan sebesar dua kali lipat dari Februari 2020 ke Januari 2021.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan, pandemi Covid-19 menjadi momentum emas untuk mendorong industri gim Indonesia. Terlebih, ia menyebut industri ini telah membangkitkan subsektor ekonomi kreatif. 

Di Kemenparekraf sendiri terdapat 17 subsektor ekonomi kreatif, di mana aplikasi game developer (AGD) menempati posisi ketujuh penyumbang terbesar bagi produk domestik bruto (PDB) ekonomi kreatif. Pertumbuhan subsektor AGD menempati posisi tertinggi kedua (4,47 persen) setelah subsektor televisi dan radio.

Kendati demikian, mengembangkan industri gim dalam negeri bukanlah perkara mudah. Ada berbagai tantangan yang perlu diselesaikan, mulai dari isu talenta digital hingga akses permodalan.

Mengutip Bisnis.com, Program Manager Asosiasi Gim Indonesia (AGI) Ardhan Fadhlurrahman menilai bahwa saat ini pangsa pasar dalam negeri masih kecil karena pengembang gim lokal rerata mengincar pasar luar negeri seperti Tiongkok, Eropa, dan Amerika Serikat.

Pengembang lokal rata-rata hanya memiliki tim kecil dan lebih fokus mengembangkan gim premium atau berbayar. Menurut catatan AGI per Agustus 2021, Indonesia memiliki 137 produksi pengembangan gim lokal. Seluruhnya memasarkan gim ke berbagai platform, yaitu ponsel pintar (Android dan iOS), website, komputer, hingga konsol (Nintendo Switch dan PS4).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...