Investasi untuk Mengatasi Persoalan Sosial dan Lingkungan

Anshar Dwi Wibowo
Oleh Anshar Dwi Wibowo - Tim Riset dan Publikasi
5 Februari 2021, 17:48
Petugas Kebersihan membersihkan sampah di kawasan permukiman padat penduduk, bantaran Kali Krukut Bawah, Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat (15/7). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA

Isu sosial dan lingkungan nampaknya belum benar-benar menjadi bagian integral dalam proses pembangunan. Berdasarkan studi Indeks Daya Saing Daerah Berkelanjutan (IDSDB) yang dirilis Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD) pada 2020, rata-rata skor IDSDB nasional sebesar 52,57 persen.

Angka tersebut masuk ke dalam level sedang apabila mengacu standar klasifikasi daya saing menurut Kementerian Riset dan Teknologi/ Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN). Klasifikasi levelnya: rendah (00-30,00), sedang (30,01-60,00), tinggi (60,01-80,00), dan sangat tinggi (80,01-100).

Advertisement

Secara lebih detail, mengacu studi yang dilakukan terhadap 356 kabupaten di Indonesia tersebut, hanya 3,09 persen daerah yang masuk dalam level tinggi. Adapun sebanyak 96,91 persen daerah menempati level sedang.

IDSDB mengukur daya pembangunan suatu daerah berbasis pilar lingkungan lestari, ekonomi, tangguh, sosial inklusif, dan tata kelola yang baik. Itu artinya, sebagian besar daerah belum sepenuhnya memperhatikan kelestarian lingkungan dan prinsip-prinsip keberlanjutan sosial, ekonomi, dan tata kelola.

Apalagi ketimpangan sangat terlihat berdasarkan wilayah Timur dan Barat. Dalam kategori level sedang, sebanyak 79,94 persen daerah berada di Indonesia Barat sedangkan sisanya berada di wilayah Timur.

Menurut studi tersebut, kesenjangan utamanya terjadi pada pilar ekonomi dan sosial inklusif. Untuk pilar ekonomi terkait dengan ketersediaan infrastruktur ekonomi, ekosistem investasi, dan kemampuan keuangan daerah. Sedangkan pilar sosial inklusif terkait kualitas sumber daya manusia.

Situasi yang ada saat ini tentunya perlu diperbaiki. Salah satunya dengan mendorong investasi yang memiliki dampak positif bagi masyarakat yakni Impact Investing. Ini merupakan skema investasi yang bertujuan mengatasi persoalan sosial dan lingkungan. Di sisi lain, tetap menghasilkan keuntungan finansial bagi investor.

Skema investasi ini memiliki sasaran yang beragam. Di antaranya pertanian berkelanjutan, energi terbarukan, konservasi, pendanaan mikro, dan akses pelayanan dasar seperti perumahan, kesehatan, dan pendidikan.

Melansir dari informasi Global Impact Investing Network (GIIN), salah satu contoh keberhasilan Impact Investing ada di India. Praktiknya melibatkan investor bernama Lok Capital yang menanamkan modal ke Layanan Medis Disha (Dristhi-Eye Centre).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement