Warung Pintar Menjembatani Bisnis Warung dengan Pemain Pasar FMCG

Warung Pintar ingin hadir sebagai jembatan bagi warung dan pemimpin pasar FMCG agar dapat saling terhubung melalui alur distribusi yang lebih transparan.
Anshar Dwi Wibowo
10 Januari 2023, 14:18
Warung Pintar Kedai 3 Putri milik Junaedi Salad (35 tahun), yang bisa meraup omzet hingga Rp 1,4 miliar dalam setahun.
Katadata/desy setyowati
Warung Pintar Kedai 3 Putri milik Junaedi Salad (35 tahun), yang bisa meraup omzet hingga Rp 1,4 miliar dalam setahun.

Data Euromonitor mencatat bahwa terdapat 3,61 juta retail di Indonesia pada 2021. Angka tersebut mencakup ekosistem bisnis warung yang sudah ada sejak lama dan sangat dekat dengan masyarakat Indonesia.

Adapun berdasarkan survei internal Warung Pintar, sembilan dari 10 masyarakat Indonesia memenuhi kebutuhan hariannya di warung, mulai dari kebutuhan pokok hingga makanan siap santap. Hal tersebut menghasilkan nilai penjualan retail tradisional yang mencapai lebih Rp 6 triliun setiap harinya.

Advertisement

Di balik potensi warung yang sangat besar, terdapat banyak tantangan yang masih dihadapi oleh pemilik warung. Salah satu pemilik warung, Ibu Esih, mengungkapkan tantangan utama dalam mengembangkan warungnya yakni sulitnya mendapatkan stok warung yang serba ada dengan harga yang lebih pasti

Untuk dapat terus memenuhi kebutuhan stok barang dagangannya, Ibu Esih harus menyetok barang sendiri dengan berbelanja langsung ke agen. Setidaknya Ibu Esih harus berbelanja ke 2–3 agen terdekat karena tidak semua kebutuhan warungnya dapat dipenuhi.

Satu agen rata-rata dapat memenuhi 30% dari total kebutuhan barang dagangan. Saat berbelanja pun, Ibu Esih kerap kali harus mengantri untuk mendapatkan stok barang favorit oleh banyak warung. 

Hal ini membuat Ibu Esih menghabiskan waktu 2–4 jam untuk berbelanja yang mengharuskannya  meninggalkan anak di rumah atau membawa anaknya berbelanja. Adapun tantangan lainnya seperti risiko kecelakaan di jalan, yang menyebabkan barang hilang atau rusak. 

“Kalau belanja di agen saya harus menghabiskan waktu untuk memilih barang dagangan, kemudian antri dan juga bawa membawa barang belanjaan sendiri,” kata Ibu Esih, Pemilik Warung.

Hal lain yang sering kali tidak disadari oleh para pemilik warung seperti Ibu Esih saat berbelanja secara offline di grosir adalah biaya operasional yang harus dikeluarkan, yaitu sebesar Rp 20–30 ribu untuk 1 kali belanja atau hampir Rp 500 ribu rupiah secara total dalam 1 bulan. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement