Mampu Benahi BUMN, Erick Dinilai Bisa Perbaiki Sepak Bola Nasional

Pengamat sepak bola Kesit Handoyo mengatakan, kesuksesan Erick Thohir melakukan transformasi di BUMN menjadi nilai lebih dalam melakukan reformasi secara menyeluruh di PSSI.
Anshar Dwi Wibowo
1 Februari 2023, 15:16
Menteri BUMN Erick Thohir tiba untuk menyerahkan form dan berkas pendaftaran calon Ketua Umum PSSI periode 2023-2027 di Kantor PSSI, GBK Arena, Senayan, Jakarta, Minggu (15/1/2023). Erick Thohir masuk menjadi salah satu kandidat calon Ketua Umum PSSI yang
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/nz
Menteri BUMN Erick Thohir tiba untuk menyerahkan form dan berkas pendaftaran calon Ketua Umum PSSI periode 2023-2027 di Kantor PSSI, GBK Arena, Senayan, Jakarta, Minggu (15/1/2023). Erick Thohir masuk menjadi salah satu kandidat calon Ketua Umum PSSI yang akan dipilih pada Kongres Luar Biasa (KLB) pada 16 Februari 2023.

Menteri BUMN Erick Thohir dinilai sebagai salah satu sosok yang layak menjadi Ketua Umum PSSI. Sejak menjadi Menteri BUMN, Erick Thohir berhasil merampingkan jumlah BUMN dari 108 menjadi 41. 

Selain itu, laba BUMN juga terus meningkat dari Rp 125 triliun pada 2021 menjadi sekitar Rp 200 triliun pada 2022.

Pengamat sepak bola Kesit Handoyo mengatakan, kesuksesan Erick Thohir melakukan transformasi di BUMN menjadi nilai lebih dalam melakukan reformasi secara menyeluruh di PSSI.

“Pengalaman Pak Erick memimpin BUMN bisa diterapkan untuk membenahi sepak bola Indonesia. Selain itu, Pak Erick juga bukan orang baru di olahraga. Beliau identik dengan basket serta pernah menjadi Presiden Inter Milan. Hal tersebut membuat Pak Erick punya kapasitas untuk memimpin PSSI,” kata Kesit di Jakarta, Senin (30/1), dalam keterangan tertulis.

Advertisement

Kesit menambahkan, apabila menjadi Ketua Umum PSSI maka Erick Thohir harus memperbaiki sistem yang masih carut-marut. Dia memberi contoh soal pendaftaran klub profesional yang harus memenuhi sejumlah syarat. Namun, masih ada klub yang tidak bisa memenuhi semua syarat tapi tetap diloloskan.

“Contohnya soal stadion yang harus memenuhi standar FIFA dan AFC. Itu kan sudah jelas tapi saat ini PSSI tidak berani menggelar liga 2 dengan alasan masih banyak stadion yang belum memenuhi standar. Nah ini kan harusnya menjadi permasalahan PSSI kenapa ada klub yang tidak punya stadion memenuhi standar tapi diloloskan,” ujar Kesit.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan, jika terpilih memimpin PSSI, dia akan memulainya dengan membongkar tatanan yang sudah ada. Kemudian dibangun ulang dengan membuat pondasi baru berupa aturan main baru yang harus ditegakkan oleh semua pihak yang terlibat di dalamnya. 

"Harus dibongkar, dibangun ulang. Ayo, kita tata bersama dengan role of the game baru," kata Erick Thohir. 

Erick mencontohkan, hal yang akan diatur dalam aturan baru itu adalah bagaimana Indonesia mempunyai liga yang baik. Jangan sampai ikhtiar dan kemauan memperbaiki ini diporakporandakan oleh kepentingan individu.  

Aturan baru itu, kata Erick, juga dibutuhkan untuk menghindari konflik kepentingan, seperti yang dilakukannya saat melakukan aksi bersih-bersih di BUMN. 

Erick menyadari nantinya keputusannya tidak akan bisa menyenangkan semua pihak. Namun hal itu harus dihadapi jika ingin sepakbola Indonesia berprestasi. 

"Sudah terlalu lama masyarakat berharap sepakbola yang mereka persepsikan baik. Yang pertama itu bagaimana sepakbola yang bersih dan kita kembali bikin indah," ujarnya. 

News Alert

Dapatkan informasi terkini dan terpercaya seputar ekonomi, bisnis, data, politik, dan lain-lain, langsung lewat email Anda.

Dengan mendaftar, Anda menyetujui Kebijakan Privasi kami. Anda bisa berhenti berlangganan (Unsubscribe) newsletter kapan saja, melalui halaman kontak kami.
Advertisement

Artikel Terkait