Erick Thohir Ingin Indonesia Masuk Rantai Pasok Pangan Dunia
Sejak pembentukan Holding BUMN Pangan, Kementerian BUMN terus melanjutkan perannya dalam memperkuat ketahanan pangan nasional. Dalam menjalankan fungsinya, BUMN hadir untuk menjaga kestabilan harga dan stok bahan pangan.
Konflik yang memanas di belahan dunia diketahui telah berdampak terhadap krisis pangan dan energi. Untuk mengantisipasi imbasnya ke Indonesia, pemerintah memutuskan membentuk Holding BUMN Pangan dengan nama ID Food pada Januari 2022.
Holding BUMN Pangan terdiri dari PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), PT Sang Hyang Seri, PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), PT Garam, dan PT Berdikari.
Pembentukan holding ini bertujuan untuk memperkuat ekosistem pangan di Tanah Air dengan memprioritaskan petani, peternak, dan nelayan. Selain itu, memperkuat bisnis BUMN berbasis pangan yang mengarah pada industrialisasi pangan, serta menciptakan nilai tambah di berbagai aspek, misalnya efisiensi, supply chain, hingga inovasi pangan.
Ada lima agenda prioritas Holding BUMN Pangan di antaranya ketersediaan pangan dengan optimalisasi produksi dalam negeri, peningkatan mutu pangan untuk makanan bergizi seimbang, dan kesinambungan pelestarian lingkungan untuk generasi mendatang.
Selain itu, pelaksanaan operational excellence berbasis teknologi serta menjaga keterjangkauan dengan memastikan keseimbangan manfaat dan biaya untuk stabilisasi harga dan inflasi.
“Peran BUMN terhadap ketahanan pangan merupakan bentuk antisipasi untuk menekan harga pangan. Tingginya potensi inflasi dapat disebabkan oleh dua sumber, yaitu tingginya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan melonjaknya harga pangan,” tutur Menteri BUMN Erick Thohir beberapa waktu lalu.