Pengamat Dukung Erick Thohir Bentuk Yayasan PSSI

Rencana Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir membentuk Yayasan PSSI yang ditujukan demi membantu para pensiunan di sepak bola Indonesia didukung banyak pihak.
Menurut Pengamat Sepak Bola Football Institute Budi Setiawan, gagasan Erick merupakan langkah strategis karena selama ini mantan atlet, wasit, dan pelatih yang telah mengharumkan nama Indonesia kurang mendapatkan perhatian. Meskipun, tidak bisa sepenuhnya menyalahkan pemerintah karena keterbatasan anggaran.
Sebelum PSSI membuat yayasan, Budi menyarankan Erick dapat memberikan pemahaman kepada atlet muda dan yang saat ini berada di puncak prestasi untuk memikirkan profesi atlet memiliki masa waktu yang pendek.
“Pak Erick bisa memberikan pemahaman dan informasi pasca memasuki masa purna bakti, sehingga mereka dapat bertahan hidup dan tidak menjadi beban baik bagi PSSI maupun pemerintah,” kata Budi di Jakarta, Kamis (1/6), dalam keterangan tertulis.
Ia menambahkan, PSSI dan pengelola kompetisi juga harus menyadari bahwa Indonesia belum memiliki program post atlet seperti Jepang. Negeri Sakura sudah memiliki program tersebut sehingga sebelum atlet memasuki masa pensiun sudah mengetahui mau ke mana akan berkarier, apakah menjadi pelatih atau diangkat menjadi pegawai negeri sipil (PNS).
“Saat ini tidak banyak atlet, wasit atau pelatih yang menjadi karyawan BUMN atau PNS. Tentu ini menjadi masukan bagi Erick sebagai ketua umum PSSI,” kata Budi.
Menurut Budi, nasib yang dialami Kurnia Meiga dapat dijadikan contoh bahwa sampai saat ini PSSI dan pengelola kompetisi tak memiliki program post atlet. Memang, Kurnia sudah mendapatkan bantuan dari Erick.
Namun, Budi berharap kedepannya PSSI dapat memiliki program post atlet dan memiliki Yayasan yang mengelola dana abadi untuk atlet, wasit dan pelatih sepak bola Indonesia.
“Kalaupun memiliki jiwa kemanusiaan yang sama, apakah penerus ketua PSSI pasca Erick ini memiliki kemampuan yang sama. Sehingga Yayasan PSSI yang nanti akan mengelola dana abadi itu sangat penting,” katanya.
Sebenarnya, Budi menuturkan, selama ini PSSI memiliki banyak potensi untuk mendapatkan uang yang bisa dimasukan sebagai dana abadi. Setiap anggota PSSI selalu dipungut uang iuran wajib tahunan ke pengurus pusat.
Namun, menurutnya, selama ini uang iuran tersebut diberikan untuk kepengurusan PSSI di provinsi guna menyelenggarakan kompetisi di daerah.
“Dahulu masih masih ada fee pertandingan. Setiap pertandingan yang terselenggara, pengelola kompetisi akan memberikan sejumlah dana ke PSSI,” ujarnya.
Seharusnya, Budi mengatakan, fee pertandingan tersebut juga dapat dijadikan sebagai dana abadi. Memang jumlahnya tidak banyak tetapi ketika dikumpulkan jumlahnya akan besar.
Ia menambahkan, saat ini di bawah kepemimpinan Erick Thohir, PSSI tengah bertransformasi menjadi lembaga yang profesional. Tidak lagi menjadi lembaga yang membebani negara namun dapat menghasilkan keuntungan.
“Lembaga sepak bola di Eropa bisa menghasilkan pendapatan yang sangat besar dan keuntungannya dikembalikan ke insan dan anggotanya. Sehingga diharapkan nantinya PSSI dan klub sepak bola dapat menghidupi dirinya sendiri. Tanpa menjadi beban pihak lain,” kata Budi.