Kualitas hidup masyarakat Indonesia terpengaruh dampak pandemi Covid-19. Ini terlihat dari tingkat harapan hidup yang pertumbuhannya melambat. Salah satu penyebabnya tingkat pendapatan masyarakat yang turun akibat kemerosotan ekonomi. Situasi ini dapat menimbulkan risiko jangka panjang.
Usia harapan hidup adalah rata-rata jumlah tahun yang seseorang jalani sejak lahir. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata harapan hidup manusia Indonesia mencapai 71,6 tahun pada 2021. Rentangnya lebih panjang kira-kira 36 hari dari tahun sebelumnya.
Perempuan memiliki umur harapan hidup 73,6 tahun pada 2021, atau 3,9 tahun lebih lama daripada laki-laki. Rentang usia hidup tersebut, baik perempuan maupun laki-laki, mengalami peningkatan. Namun lajunya cenderung mengalami perlambatan, meskipun tren perlambatan ini sudah terlihat sebelum pandemi. Laju peningkatan pada 2021 ini tercatat paling lambat setidaknya sejak 2011.
“Memasuki tahun kedua pandemi, harapan hidup saat lahir masih belum pulih dari tekanan pandemi,” tulis BPS dalam laporan yang dirilis pada bulan Mei. “Hal ini terlihat dari capaiannya yang terus meningkat tapi pertumbuhannya melambat, bahkan lebih lambat jika dibandingkan tahun pertama pandemi.”
Salah satu faktor yang memberikan tekanan terhadap angka harapan hidup adalah turunnya tingkat kesejahteraan masyarakat. Pandemi menyebabkan tingkat pengeluaran riil per kapita yang disesuaikan turun 2,53% ke Rp11,1 juta pada 2020 dari tahun sebelumnya.
Umur harapan hidup biasanya bergerak bersama pengeluaran riil per kapita yang disesuaikan. Antara 2010 dan 2021, umur harapan hidup kira-kira meningkat 1,38% untuk setiap 10% pertumbuhan pengeluaran riil per kapita yang disesuaikan.
Semua kabupaten dan kota di Indonesia mencatat harapan hidup yang membaik antara 2010 dan 2021. Ini seiring dengan meningkatnya kesejahteraan materi sekaligus menandai progres dalam pembangunan manusia.
Editor: Aria W. Yudhistira