Advertisement
Advertisement
Analisis | Beban Orang Miskin Akibat Kenaikan Harga BBM dan Inflasi - Analisis Data Katadata
ANALISIS

Beban Orang Miskin Akibat Kenaikan Harga BBM dan Inflasi

Foto: Joshua Siringo-ringo/ Ilustrasi/ Katadata
Kelompok masyarakat miskin paling merasakan dampak kenaikan inflasi dan harga BBM. Padahal, mereka bukan konsumen terbesar BBM. Untuk itu, pemerintah menyiapkan anggaran bantuan sosial Rp24,17 triliun. Bisakah meringankan beban dampak kenaikan harga BBM dan inflasi?
Reza Pahlevi
31 Agustus 2022, 15.58
Button AI Summarize

Kelompok masyarakat miskin yang paling merasakan dampak kenaikan inflasi dan harga bahan bakar minyak (BBM). Bank Dunia mengatakan, pemerintah bisa saja menekan dampak inflasi agar tidak begitu berat bagi masyarakat miskin. Sayangnya, inflasi datang pada waktu terburuk.

“Berbeda dari kenaikan-kenaikan harga sebelumnya, keuangan pemerintahan banyak negara sudah habis akibat berbagai kebijakan keuangan yang diambil ketika krisis Covid-19,” tulis ekonom Bank Dunia, Daniel Gerszon Mahler dan kawan-kawan dalam artikel berjudul “Pandemic, prices, and poverty” yang dikutip pada Selasa, 30 Agustus 2022.

Menurut perhitungan Bank Dunia, jumlah orang dalam kemiskinan ekstrem dapat bertambah 75 juta hingga 95 juta akibat pandemi Covid-19, terus meningkatnya tekanan inflasi, serta pecahnya konflik Ukraina – Rusia. (Baca: Peluang Indonesia Terbebas dari Kemiskinan Ekstrem pada 2024)

Jumlah orang dalam kemiskinan ekstrem ini dapat bertambah lagi jika memperhitungkan kenaikan harga makanan. Bank Dunia menghitung setiap kenaikan harga makanan tidak terduga sebesar 1% dapat menambah hampir 10 juta orang yang hidup dalam kemiskinan ekstrem.  

Di tanah air, tingkat inflasi sudah mencapai 4,94% pada Juli 2022. Laju indeks harga konsumen diperkirakan bertambah tinggi seiring kenaikan harga sejumlah bahan pangan dan rencana kenaikan harga BBM bersubsidi.

Riset yang dilakukan Mandiri Institute yang dirilis April 2022 menemukan, kenaikan harga BBM bersubsidi paling dirasakan oleh kelompok pengeluaran terendah. Meskipun dilihat dari tingkat konsumsinya, kelompok persentil teratas yang terbesar.  

Halaman:

Editor: Aria W. Yudhistira