Advertisement
Advertisement
Analisis | Keuntungan Negara di Balik Program Kompor Listrik - Analisis Data Katadata
ANALISIS

Keuntungan Negara di Balik Program Kompor Listrik

Foto: Joshua Siringo-ringo/ Ilustrasi/ Katadata
Penggunaan kompor listrik induksi bisa mendatangkan tiga keuntungan. Di satu sisi menghemat anggaran subsidi elpiji hingga Rp17 triliun per tahun, mengurangi belanja impor LPG, serta mengatasi kelebihan pasokan listrik PLN.
Reza Pahlevi
22 September 2022, 15.37
Button AI Summarize

Pemerintah menyiapkan strategi baru mengurangi beban subsidi. Caranya dengan mengalihkan penggunaan gas elpiji 3 kilogram (kg) ke kompor listrik induksi untuk rumah tangga. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) mengklaim konversi dapat menghemat pengeluaran rumah tangga sekaligus belanja negara.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, program ini akan dimulai tahun depan. Nantinya akan ada 5,3 juta rumah tangga penerima manfaat. Konversi rencananya akan dilanjutkan hingga mencapai 15,3 juta pelanggan pada 2025.

"Program 15,3 juta pelanggan ini dapat menghemat subsidi sebesar Rp17,13 triliun per tahunnya,” kata Darmawan dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR pada Rabu, 14 September 2022.

Perhitungan PLN menunjukkan penggunaan kompor listrik induksi dapat menghemat biaya memasak sebesar Rp720 per kg. Angka ini didapat dari selisih antara biaya memasak dengan LPG per kg, ekuivalen biaya memasak dengan tenaga listrik. Sementara, penghematan subsidi berkat konversi ini dapat mencapai Rp8.186 per kg.

Pemerintah saat ini menanggung subsidi LPG sebesar Rp15.448 per kg. Jika program konversi berhasil, pemerintah hanya akan menanggung subsidi sebesar Rp11.792 per kg.

Alokasi dana yang disiapkan untuk program konversi ini sekitar Rp9 triliun per tahun mulai 2023 hingga 2025. Kebutuhan Rp9 triliun tersebut digunakan untuk pengadaan kompor dan alat masak listrik serta pemasangannya kepada target penerima manfaat.

(Baca: Besar-Kecil Penghasilan Menentukan Belanja Kebutuhan Pokok)

Ketika pemberian kompor dan alat masak listrik kepada 15,3 juta pelanggan selesai pada 2025, penghematan subsidi LPG dapat mencapai Rp17,13 triliun per tahunnya.

Halaman:

Editor: Aria W. Yudhistira