Advertisement
Advertisement
Analisis | Di Balik Moncernya Kinerja Perbankan pasca-Pandemi Covid-19 - Analisis Data Katadata
ANALISIS

Di Balik Moncernya Kinerja Perbankan pasca-Pandemi Covid-19

Foto: Joshua Siringo ringo/ Ilustrasi/ Katadata
Meski sempat tertekan akibat pandemi Covid-19, kinerja sektor perbankan berhasil tumbuh. Tahun lalu, BNI mencetak pertumbuhan laba tertinggi di antara empat bank berkapitalisasi terbesar. Namun dari sisi nominal, laba bersih BRI yang terbesar. Pencapaian ini buah dari kemampuan keempat bank tersebut menurunkan rasio kredit bermasalah dan dana pencadangan yang sempat naik saat pandemi.
Vika Azkiya Dihni
11 Februari 2023, 07.50
Button AI Summarize

Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak awal 2020 turut mempengaruhi kinerja pasar modal Indonesia. Indeks harga saham gabungan (IHSG) sempat merosot ke titik terendah sejak September 2015 ke level 3.937,6 pada 24 Maret 2020. Termasuk di sektor perbankan, terutama saham-saham bank berkapitalisasi terbesar. Kinerja saham bank dipengaruhi kekhawatiran investor terhadap rencana penerapan pembatasan sosial seiring meningkatnya kasus Covid-19.

Dalam kurun sebulan (Februari 2020-Maret 2020), saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) tercatat turun paling dalam sebesar 45,6% ke level Rp3.820 per lembar. Diikuti PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar 35,7% menjadi Rp4.680 per lembar, PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Tbk turun 27,9% ke Rp3.020 per lembar, dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) 12,2% menjadi Rp5.525 per lembar saham.

Dua tahun pasca-pandemi Covid-19, kinerja saham-saham perbankan mulai kembali pulih. Bahkan mampu melewati harga sebelum pandemi. Meski harga saham BNI dan Bank Mandiri turun paling dalam saat pandemi, dari grafik di bawah terlihat bahwa saham keduanya mampu melesat paling tinggi.

Rata-rata harga saham BNI sepanjang Januari 2023 (1 - 31 Januari 2023) berada di level Rp9.150 per lembar saham, melonjak hingga 139,5% sejak Maret 2020. Sementara rata-rata harga saham Bank Mandiri tercatat Rp9.950 per lembar saham, naik hingga 112,6% pada periode sama.

Pertumbuhan Laba Bersih 

Moncernya kinerja saham perbankan tidak lepas dari kondisi fundamentalnya. Bank-bank mencetak laba bersih yang sudah melampaui kondisi sebelum pandemi. 

Berdasarkan laporan keuangan masing-masing perusahaan, BRI tercatat memperoleh laba tertinggi. Sepanjang 2022, laba bersih BRI menembus Rp51,4 triliun. Angka ini tumbuh 67% dibandingkan tahun 2021 atau secara year-on-year (yoy).

Bank Mandiri telah mengantongi laba Rp41,2 triliun sepanjang 2022 atau tumbuh 47% yoy. Sementara BCA membukukan Rp40,7 triliun atau meningkat 29,6% secara yoy.

Meski laba bersihnya terkecil di antara empat bank berkapitalisasi terbesar, pertumbuhan laba bersih BNI tercatat paling tinggi. Emiten berkode BBNI ini memperoleh laba bersih Rp18,3 triliun atau tumbuh 68% yoy. Pencapaian tersebut merupakan perolehan laba bersih tertinggi sepanjang sejarah BNI.

Pertumbuhan laba bersih ditopang oleh kinerja penyaluran kredit yang meningkat. Pada 2022, keempat bank berhasil mendongkrak penyaluran kreditnya. Bank Mandiri berhasil menumbuhkan kredit terbesar mencapai 14,5% menjadi Rp1.202 triliun. 

Keempat bank juga berhasil menurunkan restrukturisasi kredit akibat Covid-19 yang sempat melonjak pada 2020. Restrukturisasi kredit adalah upaya bank membantu meringankan debitur yang kesulitan membayar angsurannya karena suatu alasan tertentu. Restrukturisasi kredit bisa berupa penurunan suku bunga ataupun penundaan pembayaran pokok atau bunga.

Dari keempat bank, nilai restrukturisasi kredit BNI tercatat paling kecil. Jumlahnya sudah menurun 51,5% sejak 2020 menjadi Rp 49,6 triliun. Sementara Bank Mandiri memiliki penurunan restrukturisasi kredit terdalam, yaitu turun 70,6% pada periode sama.

Halaman Selanjutnya
Halaman:

Editor: Aria W. Yudhistira