Advertisement
Advertisement
Analisis | Imunisasi Tersendat, Indonesia 'Darurat' Penyakit Menular - Analisis Data Katadata
ANALISIS

Imunisasi Tersendat, Indonesia 'Darurat' Penyakit Menular

Foto: Joshua Siringo ringo/ Ilustrasi/ Katadata
Indonesia tengah menghadapi beragam Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit menular. Aceh dan Papua adalah dua wilayah paling rentan. Pangkal masalahnya adalah cakupan imunisasi dasar yang rendah. Mengapa?
Aditya Widya Putri
9 Maret 2023, 15.22
Button AI Summarize

Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit menular merebak di sejumlah daerah di tanah air. Baru-baru ini, Kabupaten Garut menetapkan KLB difteri karena telah menyebabkan delapan orang meninggal.

Difteri adalah penyakit infeksi di hidung dan tenggorokan yang ditandai gejala batuk akut, demam, lemas, dan pembengkakan kelenjar getah bening selaput lendir. Menurut Bupati Garut Rudy Gunawan, merebaknya kasus ini karena beberapa korban tidak memperoleh vaksin dasar lengkap, kata dia akhir Februari 2023 lalu.

Mundur ke belakang, sepanjang 2022 lalu, polio dan campak juga merebak menjadi KLB di berbagai wilayah Indonesia. Tiga kasus polio pada November 2022 teridentifikasi di Kabupaten Pidie, Aceh.

Padahal pada 2014, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyematkan label “bebas polio” kepada Indonesia.

Kemudian tercatat 22 provinsi melaporkan KLB Campak (2022) dengan jumlah kasus mencapai lebih dari 3.341 laporan. Kasus-kasus ini menyebar di 223 kabupaten/kota. 

Sebaran KLB Campak berada di Sumatera Barat, Aceh, Sumatera Utara, Jambi, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Utara, NTT, Papua, dan Riau.

Provinsi Papua Tengah pada tiga bulan terakhir melaporkan hampir 400 kasus campak di tujuh kabupaten, yakni Nabire, Paniai, Puncak Jaya, Mimika, Puncak, dan Intan Jaya. Sebanyak 48 terkonfirmasi laboratorium positif campak, dan satu kasus rubela.

“Dua orang meninggal berasal dari Kabupaten Nabire, dan Kabupaten Paniai,” kata kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu seperti dilansir dari Antara News.

Di Papua, cakupan imunisasi measles dan rubela (MR) memang cuma 64,1% pada fase pertama (2022), lalu turun menjadi 48,6% pada imunisasi MR kedua

"Temuan di lapangan 87 kasus belum pernah imunisasi MR, bahkan status imunisasi dasarnya sebagian besar nol," lanjut Maxi.

Halaman:

Editor: Aria W. Yudhistira