Riset 'Bank Gagal' Mengantar Trio Ekonom AS dapat Hadiah Nobel

Reza Pahlevi
12 Oktober 2022, 13:51
perbankan, krisis bank, bank gagal, nobel ekonomi
Instagram Nobelprize
Mantan Gubernur The Fed, Ben S. Bernanke bersama dua akademisi asal AS lainnya memperoleh penghargaan The Nobel Memorial Prize di bidang ekonomi. Foto: Instagram Nobelprize_org.

Sebagian dari kita mungkin pernah merasakan krisis ekonomi yang melanda tanah air pada 1997-1998. Ketika itu antrean nasabah mengular di kantor-kantor bank maupun ATM untuk mengambil uang. Penarikan uang besar-besaran ini menyedot habis cadangan kas sehingga banyak bank gagal karena mengalami kekeringan likuiditas.

Bank run adalah istilah yang digunakan untuk fenomena penarikan uang besar-besaran. Akibat bank run pada saat itu menyebabkan 16 bank umum dilikuidasi pada November 1998. Fenomena ini juga sempat menyebabkan adanya krisis kepercayaan terhadap perbankan nasional.

Krisis perbankan dan sebab-akibatnya terhadap krisis ekonomi menjadi topik yang banyak diteliti oleh para ekonom dunia. Trio ekonom dari Amerika Serikat (AS), yakni Ben S. Bernanke, Douglas W. Diamond, dan Philip H. Dybvig, mendapat Nobel Ekonomi berkat penelitian mereka mengenai fenomena tersebut pada awal 1980-an.

“Penelitian mereka telah meningkatkan kemampuan kita untuk menghindari krisis serius dan bailout berbiaya besar,” ujar Tore Ellingsen, Ketua Panitia Pemberian Nobel Ekonomi.

Model Diamond-Dybvig

Model Diamond-Dybvig, dinamai dari pencetusnya Diamond dan Dybvig, adalah salah satu model ekonomi yang menjelaskan bagaimana bank run terjadi. Bagi banyak ekonom, model ini bahkan dianggap sebagai satu-satunya teori tentang bank run.

Salah satu teori dalam model ini adalah bank run terjadi secara acak. Penyebabnya akibat kekhawatiran nasabah deposit mengenai kemampuan perbankan menyediakan uang simpanannya saat mereka butuhkan.

Semakin tinggi kekhawatiran ini, semakin memungkinan terjadi bank run. Ini juga alasan mengapa bank run disebut sebagai self-fulfilling prophecy dalam model ini.

Untuk mengatasi kemungkinan ini, Diamond-Dybvig menawarkan satu solusi. Pemerintah perlu memberikan penjaminan simpanan serta bertindak sebagai penyedia pinjaman bagi perbankan dalam kondisi krisis.

Di Indonesia, pengejawantahan solusi tersebut terlihat dalam pembentukan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Bedanya adalah LPS tidak menggunakan keuangan negara dalam menjamin simpanan nasabah.

Pemerintah mengatur bank-bank yang beroperasi di Indonesia untuk membayar premi penjaminan dana nasabah kepada LPS. Dana dari premi inilah yang lalu dipakai LPS untuk menjamin dana nasabah jika suatu waktu terjadi masalah bank gagal bayar.

Kemampuan Melawan Krisis Bernanke

Ben Bernanke sebagai gubernur the Fed yang menakhodai AS keluar dari krisis ekonomi 2008-2009. Akan tetapi, Nobel Ekonomi yang didapatnya bukan karena perannya sebagai gubernur bank sentral negara adidaya tersebut.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...