OJK: Daya Tahan Bank Masih Kuat Meski Dolar AS Rp 15.000

Aria W. Yudhistira
14 September 2015, 18:08
Katadata
KATADATA
Suasana Indonesia Banking Expo (Ibex) 2015 yang digelar di Jakarta Convention Center pekan lalu. OJK menilai hasil stress test yang dilakukan terhadap 50 bank devisa nasional menunjukkan daya tahan bank masih kuat meski dolar AS mencapai Rp 15.000.

KATADATA ? Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) belum mengganggu kinerja perbankan nasional. Hasil uji daya tahan atau stress test yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan nilai aset perbankan tidak terpengaruh, meski dolar AS mencapai Rp 15.000.

Deputi Komisioner Pengawasan Perbankan Irwan Lubis mengatakan, stress test yang dilakukan terhadap sekitar 50 bank devisa nasional, hanya ada sekitar 4 bank-5 bank yang berada pada short position, yakni dengan posisi devisa neto di bawah 20 persen. Bank-bank ini memang terkena dampak pelemahan nilai tukar rupiah.

?Pengaruhnya hanya berbentuk penurunan laba dan tidak berdampak pada modal bank,? kata dia seusai seusai acara seminar nasional dan peluncuran buku ?Bijak Ber-e banking? di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (14/9).

Meski begitu, dia mengakui jika hasil uji daya tahan tersebut menunjukkan dampak fluktuasi nilai tukar menyebabkan kenaikan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan NPL). Per Juli, NPL sudah mencapai 2,6 persen secara gross dan 1,3 persen net, naik dari bulan sebelumnya masing-masing 2,5 persen dan 1,25 persen.

Akan tetapi, dia menilai kemampuan bayar debitur sektor korporasi masih baik meskipun rupiah sudah melemah ke level Rp 14.300 per dolar AS. Bahkan diperkirakan, selama tiga bulan hingga enam bulan ke depan pembayaran kredit dari sektor ini masih akan baik.

Wakil Ketua Perhimpunan Bank-Bank Umum Nasional (Perbanas) Raden Pardede menilai, memburuknya kinerja perbankan bukan hanya disebabkan oleh pelemahan nilai tukar rupiah, tapi juga karena perlambatan ekonomi dan turunnya harga komoditas. Kondisi ini membuat perusahaan berbasis komoditas dan yang konten impornya besar terkena dampaknya.

Akibatnya, pembayaran kredit dari sektor industri ini tersendat, dan pengaruh terhadap keuangan perbankan.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...