Pasar Masih Cermati Pelemahan Rupiah

Aria W. Yudhistira
31 Agustus 2015, 11:02
Katadata
KATADATA
Otoritas bursa keluarkan kebijakan auto-rejection sebesar 10 persen, dan melarang transaksi short selling.

KATADATA ? Masih belum jelasnya rencana kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) dan dampak kebijakan Cina mendevaluasi mata uangnya masih menjadi sentimen negatif terhadap pasar saham Indonesia.

?Pelemahan rupiah masih menjadi perhatian,? kata Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee saat dihubungi Katadata, Senin (31/8).

Pekan lalu, indeks harga saham gabungan (IHSG) mengalami volatilitas yang cukup tinggi. Pada awal pekan, IHSG sempat turun 3,97 persen ke level 4.163 yang merupakan titik terendah sejak 17 Desember 2013. Kemudian naik 2,54 persen dibandingkan penutupan pada pekan sebelumnya ke level 4.446.

BEI mencatat rata-rata nilai transaksi harian turut meningkat 37,9 persen dari Rp 4,73 triliun menjadi Rp 6,52 triliun. Sedangkan rata-rata volume dan frekuensi transaksi masing-masing naik 44 persen dan 58,5 persen.

Pada pagi ini, IHSG dibuka menguat tipis 0,02 persen ke 4.447 poin. Sementara nilai tukar rupiah melemah 0,07 persen ke posisi Rp 13.982 per dolar AS. Hingga pukul 11.10 WIB, kurs rupiah tercatat sudah di atas Rp 14.000 per dolar AS.

Merespons kondisi tersebut, Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan penegasan pelarangan transaksi short selling karena dinilai akan membuat kinerja bursa semakin tertekan. ?Bursa akan melakukan tindakan tegas kepada anggota bursa yang diketahui melanggar ketentuan tersebut,? tutur Sekretaris Perusahaan BEI Irmawati Amran dalam keterangannya yang diterima Katadata, Senin (31/8).

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
    Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

    Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

    Ikuti kami

    Artikel Terkait

    Video Pilihan
    Loading...