Kekhawatiran Investor Cenderung Meningkat
KATADATA ? Perekonomian Indonesia menghadapi tantangan yang berat. Selain akibat faktor global, terutama perkembangan yang terjadi di Amerika Serikat (AS), Cina, serta Uni Eropa, kondisi ekonomi di dalam negeri pun tidak menguntungkan.
Hal ini terlihat dari nilai tukar rupiah yang terus merosot terhadap dolar AS. Bahkan posisinya saat ini yang sudah di atas Rp 13.800 per dolar AS dinilai sama dengan kedudukan sebelum Indonesia terperosok dalam krisis 1998.
Kepala Riset KDB Daewoo Securities Indonesia Taye Shim mengatakan, ada peningkatan kekhawatiran di kalangan investor terhadap kondisi perekonomian dalam negeri. Ini berpotensi menyebabkan terus meningkatnya aliran modal keluar, karena investor ingin mencari tempat yang dinilainya lebih aman (flight to quality).
Apalagi setelah melihat realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2015 yang ternyata hanya sebesar 4,67 persen, turun dibandingkan kuartal I, sekaligus yang terendah sejak 2009. ?Agenda reformasi ekonomi Presiden Joko Widodo pun masih belum jelas,? kata dia dalam risetnya yang diterima Katadata, Kamis (20/8). (Baca: Cegah Modal Keluar, Pemerintah Jaga Kepercayaan Pasar)
Dengan perkembangan ini, lanjut dia, KDB Daewoo merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini dari 5,2 persen menjadi 4,8 persen. Begitu pula dengan proyeksi tahun, turun dari 5,4 persen menjadi 5 persen. ?Alhasil, investor memilih mengabaikan target pertumbuhan sebesar 7 persen pada 2019,? kata dia.