Ekonomi Melambat, Jokowi Siap Ganti Menteri

Aria W. Yudhistira
10 Agustus 2015, 12:23
Katadata
KATADATA
Presiden Joko Widodo.

KATADATA ? Presiden Joko Widodo siap mengganti sejumlah menteri di kabinetnya jika kinerja perekonomian tidak terangkat pada semester II tahun ini. Dia menjanjikan penyerapan belanja pada paruh kedua tahun ini akan meningkat.

Hal itu disampaikan Presiden saat memberikan sambutan dalam ulang tahun ke-38 pasar modal di Bursa Efek Indonesia, Senin (10/8). Dia menyampaikan, kinerja ekonomi akan membaik pada semester II, seiring dengan mulai terserapnya belanja negara. 

Sampai saat ini pun, belanja modal pemerintah baru terserap 15 persen. Begitu pula dengan belanja badan usaha milik negara (BUMN) yang mencapai Rp 120 triliun. ?Ini kebiasaan dalam birokrasi. Oktober sampai November biasanya belanja meroket, dan itu juga akan berimbas pada pertumbuhan ekonomi,? kata Presiden.

Lebih lanjut Jokowi mengatakan, dirinya selalu mengontrol dan mengawasi pelaksanaan proyek di lapangan. Bahkan, dia pun tidak akan ragu mengganti menteri, pejabat, maupun direksi BUMN yang tidak mampu mempercepat pengerjaan proyek tersebut.

?Kalau progress nggak benar saya tegur. Bisa karena manajemen di BUMN kurang baik kayak pola lama atau karena menterinya nggak mengejar,? tutur dia. ?Bisa diganti direksinya, kalau menterinya ya diganti menterinya. Kalau saya simple begitu.? (Baca: Pemerintah Turunkan Lagi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Jadi 5 Persen)

Kendati begitu, dia menyatakan, meski mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih lebih baik dari negara-negara lain. Jokowi, panggilan akrab mantan Gubernur DKI Jakarta ini menyebutkan, pertumbuhan ekonomi di beberapa negara malah ada yang sampai turun 1,5 persen, sementara Indonesia hanya turun 0,3 persen. Jadi, kata dia, kondisi Indonesia masih lebih baik.

(Baca: Terendah Sejak 2010, Ekonomi Kuartal II Tumbuh 4,67 Persen)

Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, dirinya masih melakukan evaluasi hasil kinerja masing-masing BUMN, terutama yang didorong untuk membangun infrastruktur. Setiap direksi dan manajemen, bahkan sudah dituntut untuk bekerja dalam dua pembagian waktu kerja (shift) setiap hari. Bila ternyata pembangunannya lamban, dia akan mengikuti instruksi Presiden untuk memecat direksi.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...