BI Tetap Fokus Turunkan Defisit Transaksi Berjalan

Aria W. Yudhistira
30 Maret 2015, 17:28
Katadata
KATADATA
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara.

KATADATA ? Bank Indonesia (BI) akan tetap fokus pada kebijakan yang bertujuan menjaga defisit transaksi berjalan supaya tidak bertambah lebar. Defisit neraca berjalan merupakan alasan utama investor asing menarik dananya dari Indonesia, yang menyebabkan rupiah menjadi salah satu mata uang turun paling tajam terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Deputi Gubernur BI Mirza Adityaswara mengatakan, defisit transaksi berjalan mesti dibiayai dari pasar keuangan internasional. ?Karena konsekuensi defisit transaksi berjalan adalah membutuhkan valas (valuta asing) yang lebih banyak,? kata dia dalam seminar ?Sinergi Fiskal dan Moneter di Era Jokowinomics? di Aula Nurcholish Madjid, Universitas Paramadina, Jakarta, Senin (30/3).

Makanya, kebijakan yang dilakukan BI maupun pemerintah sekarang adalah memperbaiki neraca transaksi berjalan dengan cara mengurangi impor. Persoalannya, Indonesia tidak dapat mendorong kinerja ekspor di tengah penurunan harga komoditas di pasar dunia.

?Maka BI ketatkan kebijakan moneter, untuk menekan impor,? tutur Mirza. ?Sementara pemerintah sehatkan fiskal dengan menaikan harga BBM (bahan bakar minyak ).?

Indonesia merupakan salah satu negara di kawasan Asia Tenggara yang neraca transaksi berjalannya masih mengalami defisit. Ini berbeda dengan Filipina, Thailand, Singapura, dan Malaysia yang masih mencatatkan surplus.

Sumber: Bahan presentasi Menteri Keuangan, 17 Maret 2015.

Staf Khusus Menteri Keuangan Arif Budimanta mengatakan, jika neraca transaksi berjalan bisa surplus maka fundamental ekonomi Indonesia bisa solid. Hal ini akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...