Jokowi Bisa Kalah, Rupiah Kian Terpuruk

Aria W. Yudhistira
26 Juni 2014, 15:59
Rupiah
Arief Kamaludin | Katadata
KATADATA | Arief Kamaludin

KATADATA ? Persaingan antara dua kandidat presiden yang semakin ketat membuat kurs rupiah semakin tertekan. Pasar menilai hasil pemilihan presiden (pilpres) pada 9 Juli mendatang dapat tidak sesuai dengan ekspektasi.

Hal ini tercermin dari pergerakan rupiah dalam sebulan terakhir. Dari data historis rupiah di pasar spot, melemahnya nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terjadi sejak 19 Mei lalu. Hari itu bertepatan dengan deklarasi dua pasangan capres dan calon wakil presiden (cawapres) beserta partai-partai pendukungnya.

Pasar yang sebelumnya memfaktorkan kemenangan Joko Widodo (Jokowi) sebagai presiden, khawatir jika Jokowi akan kalah dalam pilpres. Begitu deklarasi pasangan capres dan cawapres pasar langsung merespons negatif.

Soalnya, kalaupun Jokowi akan memenangkan kursi presiden langkahnya merealisasikan program-programnya akan berat. Hal ini lantaran mayoritas kursi di parlemen dikuasai oleh pihak oposisi.

Apalagi berdasarkan survei terakhir, selisih tingkat keterpilihan kedua kandidat semakin tipis. Berdasarkan survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang diumumkan 15 Juni lalu selisih kedua capres tinggal 6 persen.

Padahal pada bulan sebelumnya, tingkat keterpilihan keduanya masih berjarak 13 persen. LSI menyebutkan, kecilnya jarak keterpilihan kedua capres disebabkan oleh menurunnya dukungan pada Jokowi.

Meski keduanya mengalami kenaikan elektabilitas dibandingkan dengan survei LSI pada Mei 2014. Namun lompatan elektabilitas Prabowo lebih tinggi dibanding naiknya suara Jokowi. Jokowi mengalami kenaikan sekitar 9 persen, sementara Prabowo mengalami kenaikan elektabilitas sekitar 15 persen.

Halaman:
Reporter: Rikawati, Aria W. Yudhistira
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...