INFOGRAFIK: Rapor Merah Pendidikan Indonesia
Kemampuan siswa sekolah menengah Indonesia dalam matematika, sains, dan membaca menurun. Hal ini terlihat dari skor dalam Programme for International Student Assessment (PISA) 2022 yang baru dirilis awal Desember 2023.
Kemampuan membaca siswa Indonesia turun 12 poin dari PISA 2018. Sementara, kemampuan matematika turun 13 poin, sementara sains turun 12 poin. Penurunan skor tidak terjadi hanya di Indonesia, tetapi secara global. Hilangnya pembelajaran atau learning loss membuat kemampuan siswa seluruh dunia mengalami penurunan.
Meski turun secara poin, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim mengatakan, skor Indonesia naik lima sampai enam peringkat. Menurutnya, ini menunjukkan ketangguhan sistem pendidikan Indonesia dalam mengatasi hilangnya pembelajaran akibat pandemi.
“Untuk literasi membaca, peringkat Indonesia di PISA 2022 naik 5 posisi dibanding sebelumnya. Untuk literasi matematika, peringkat Indonesia di PISA 2022 juga naik 5 posisi, sedangkan untuk literasi sains naik 6 posisi,” kata Nadiem dalam keterangan resmi, pada Selasa, 5 Desember 2023.
Penilaian kemampuan siswa secara internasional yang dilakukan oleh Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) tersebut untuk mengevaluasi sistem pendidikan di dunia. Penilaian dilakukan dengan mengukur performa akademik pelajar sekolah berusia 15 tahun pada bidang matematika, sains, dan kemampuan membaca.
Direktur untuk Pendidikan dan Keterampilan OECD Andreas Schleicher memuji ketangguhan sistem pendidikan Indonesia, terutama di saat pandemi Covid-19. “Hasil PISA ini juga menunjukkan bahwa para guru di Indonesia memberi dukungan yang baik para murid selama pandemi,” katanya.
Indonesia mengikuti PISA sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 2000. PISA diselenggarakan setiap tiga tahun oleh OECD untuk mengukur literasi membaca, matematika, dan sains pada murid berusia 15 tahun. Di Indonesia, tes PISA diikuti 14 ribu siswa pada Mei – Juni 2022.