Upaya Bersama Menjaga UMKM Selama Pandemi Covid-19

Image title
Oleh Alfons Yoshio - Tim Publikasi Katadata
10 Agustus 2020, 17:02
Ilustrasi Warung
123rf.com

Pandemi virus corona alias Covid-19 menghantam mayoritas sektor usaha di Indonesia cukup hebat. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagai salah satu pilar penting perekonomian nasional tentu juga terdampak. Terutama, dalam bentuk penurunan omzet.

Berdasarkan survei yang dilakukan Katadata Insight Center terhadap 206 pelaku UMKM, lebih dari 80 persen mengaku mengalami dampak negatif semenjak kedatangan pandemi. Tidak tanggung-tanggung, sekitar 63 persen responden mengaku mengalami penurunan omzet lebih dari 30 persen.

Advertisement

Pemerintah pun paham betul dengan kondisi ini. Mereka menganggarkan dana untuk penyelamatan UMKM, yang jumlahnya mencapai Rp 123,46 triliun. Alokasinya pun mencakup subsidi bunga, penempatan dana pemerintah untuk restrukturisasi, belanja imbal jasa penjaminan, penjaminan modal kerja, penanggungan PPh final UMKM, dan pembiayaan investasi untuk koperasi.

Tidak mau ketinggalan, sektor swasta pun ingin ambil peran dalam upaya gotong royong menjaga keberlangsungan UMKM di tanah air. Contohnya Unilever Indonesia dan Tokopedia yang turut memberikan kontribusi dalam membangkitkan UMKM.

Unilever Indonesia, perusahaan yang telah ada di Indonesia selama hampir 87 tahun memiliki rangkaian program yang sejalan dengan agenda pemerintah untuk memberdayakan UMKM, mengingat eksistensi mereka berdampak signifikan bagi kemajuan ekonomi nasional.

Bagi Unilever Indonesia, pelaku UMKM – termasuk pedagang warung atau yang banyak juga dikenal sebagai toko kelontong – merupakan salah satu bagian penting dari ekosistem bisnisnya. Saat pandemi seperti ini tentu jadi sangat berat bagi mereka, karena tergolong paling rentan baik dari sisi kesehatan maupun ekonomi.

Data menunjukkan mayoritas masyarakat Indonesia, India, dan Filipina masih mengandalkan warung sebagai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Hasil riset Euromonitor International 2018 menyebut 92% belanja bahan makan di negara-negara tersebut dihabiskan di toko kelontong.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement