Strategi 3T Belum Ampuh Memutus Rantai Covid-19
Penerapan praktik 3T (tracing, testing, treatment) sama pentingnya dengan penerapan perilaku 3M (menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak). Dua hal ini ini ibarat senjata untuk memutus mata rantai penularan Covid-19. Namun, penerapan 3T masih belum maksimal.
Hal itu diungkapkan oleh penasihat Menko Bidang Maritim dan Investasi Monica Nirmala/ Ia mengatakan, pemahaman terkait penerapan praktik 3T selama ini masih perlu ditingkatkan. Pasalnya, masyarakat lebih mengenal 3M yang kampanyenya dilakukan terlebih dahulu dan gencar.
“3M banyak membicarakan tentang peran kita sebagai individu. 3T berbicara tentang bagaimana kita memberi pemberitahuan kepada orang di sekitar kita agar waspada. 3T proses yang tidak hanya melibatkan individu tapi juga orang banyak”, katanya mengutip pemberitaan resmi Satgas Penanganan Covid-19, Jumat (13/11/2020).
3T terdiri dari pemeriksaan dini (testing), pelacakan (tracing), dan perawatan (treatment). Pemeriksaan dini bertujuan agar bisa mendapatkan perawatan secepat mungkin dan dapat meminimalisir potensi penularan ke orang lain.
Selain itu ada pelacakan. Ini dilakukan pada kontak-kontak terdekat pasien positif Covid-19. Setelah diidentifikasi oleh petugas kesehatan, kontak erat pasien harus melakukan isolasi atau mendapatkan perawatan lebih lanjut.
“Seandainya ketika dilacak si kontak erat menunjukkan gejala, maka perlu dilakukan tes, kembali ke praktik pertama (testing)”, kata Monica.
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan