4 Negara di Asia Hindari Varian Baru Covid-19, Bagaimana Indonesia?

Hanna Farah Vania
Oleh Hanna Farah Vania - Tim Riset dan Publikasi
31 Desember 2020, 08:00
Issei Kato Pejalan kaki memakai masker pelindung berjalan di depan toko suvenir, di tengah penyebaran penyakit virus korona (COVID-19) di Tokyo, Jepang, Selasa (29/9/2020).
ANTARA FOTO/REUTERS/Issei Kato/hp/cf

Menjelang pergantian tahun 2021, jenis baru Covid-19 dilaporkan terjadi di Inggris. London pun segera memberlakukan lockdown akibat penemuan tersebut. Meski belum terbukti lebih berbahaya, Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan tingkat transmisinya bisa mencapai lebih dari 70 persen. Penyebaran varian baru virus Corona ini sudah terdeteksi menyebar di beberapa negara seperti Denmark, Giblatar, Italia, Belanda, bahkan Australia

Adanya kemungkinan varian virus ini masuk ke negara-negara di benua Asia pun besar. Pasalnya, melansir dari pemberitaan Time, beberapa negara di Asia yang memiliki kasus rendah sekali pun mengalami kasus baru pada akhir Desember. Ini menunjukkan pentingnya konsistensi akan penanganan yang ketat terhadap pandemi.

1. Korea Selatan

Sebagai salah satu negara yang mampu menangani penyebaran virus, Korea Selatan pun masih mengalami kesulitan. Sebelumnya, negara ibu Kota Seoul ini berhasil menekan jumlah kasus positif tanpa pemberlakuan lockdown. Namun strategi ini masih diuji apakah cocok seiring ketakutan munculnya varian baru Covid-19. Sejak 21 Desember lalu, beberapa daerah mulai memberlakukan pelarangan perayaan liburan yang berisi lebih dari lima orang.

Pasalnya, pada Senin (21/12) lalu telah terdapat sekitar 1.100 kasus di Negara Gingseng ini. Korea saat ini juga hanya memiliki 24 ruang ICU di seluruh provinsinya. Profesor Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan Seoul National University Soonman Kwon melihat minimnya kepatuhan untuk menjaga jarak membuat kasus meningkat dan mempersulit penelurusan kasus.

“Lonjakan itu disebabkan kombinasi faktor-faktor termasuk musim dingin, yakni ketika penyakit pernapasan dan flu lebih mungkin menyebar, dan kelelahan masyarakat setelah hampir satu tahun menjauhkan diri dengan memberlakukan social distancing,” katanya.

2. Taiwan

Negara di kawasan Asia Timur ini menjadi salah satu negara yang mampu merespon pandemi dengan baik. Taiwan sudah melewati 253 hari tanpa penambahan kasus dari transmisi lokal dan mulai kembali melakukan kehidupan normal. Negara yang memiliki ibu kota Taipei ini juga memiliki kurang dari 800 kasus dan 7 kematian hingga pertengahan Desember lalu.

Namun, pada Selasa (22/12), muncul satu kasus baru akibat kontak erat dengan pilot dari Selandia Baru. Sang pilot diduga terinfeksi dalam perjalanan ke Amerika Serikat bulan lalu. Pilot ini pun dedenda sebesar US$ 10 ribu karena telah memberikan pernyataan palsu terkait kontak dan aktivitasnya pada otoritas kesehatan di Taiwan.

3. Thailand

Walaupun Thailand menjadi negara pertama selain Tiongkok yang melaporkan kasus Covid-19, negara ini dianggap mampu menekan penyebaran Covid-19 dengan pelarangan penerbangan yang ketat. Negara dengan ibu kota Bangkok ini memiliki kasus di bawah 40 ribu dengan 60 kematian hingga November lalu.

Namun, pada 17 Desember lalu pedagang pasar terkonfirmasi virus Corona. Setelah itu pemerintah Thailand melakukan pengetesan massal pada 20 Desember dan terdapat 809 kasus baru. Merespon adanya kasus baru, pemerintah kembali memberlakukan lockdown dengan jam malam dan pelarangan bepergian bagi provinsi Samut Sakhon letak pasar tersebut berada.

4. Jepang

Halaman:

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...