Epidemiologi: Percepat Pengembangan Vaksin Buatan Dalam Negeri

Image title
Oleh Doddy Rosadi - Tim Riset dan Publikasi
27 Februari 2021, 09:15
Petugas bersiap menyuntikkan vaksin COVID-19 produksi Sinovac kepada tenaga kesehatan saat kegiatan vaksinasi massal dosis pertama di Puskesmas Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat, Minggu (7/2/2021). Kementerian Kesehatan hingga Minggu (7/2) telah member
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa.

Epidemiologi FKM Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono berharap pemerintah bisa mempercepat proses vaksinasi kepada masyarakat. Namun, untuk bisa mempercepat vaksinasi maka pemerintah harus lebih dulu mengakselerasi logistik yaitu pengadaan vaksin.

“Saya usulkan adakan akselerasi logisitik dulu baru akselerasi vaksinasinya di masyarakat. Boleh simultan pada kelompok apa pun tapi akselerasi logistiknya harus terjamin, kemudian dipercepat pengembangan vaksin Merah Putih untuk diberikan kepada yang lebih muda dan Vaksin Nusantara kalau disebut vaksin maka bisa diberikan individual kepada orang orang yang tidak boleh memakai vaksin yang ada sekarang ini,” jelas Tri Yunis dalam diskusi virtual dengan tema "Setahun Pandemi, Apa Kabar Vaksin Anak Bangsa?" Jumat (26/2).

Advertisement

Menurut Tri, vaksin menjadi salah satu solusi untuk menekan angka penyebaran Covid-19 di dalam negeri.

Sementara itu, mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) diminta mendorong upaya pengembangan vaksin buatan dalam negeri salah satunya vaksin nusantara.

"Mungkin sebaiknya BPOM didorong untuk adil dengan memberikan fasilitas yang sama seperti saat vaksin Sinovac akan digunakan," kata Dahlan Iskan.

Dahlan menjelaskan, Vaksin Nusantara yang digagas Mantan Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto kini menunjukkan perkembangan menggembirakan setelah lulus uji klinis tahap pertama. Vaksin Nusantara berbeda secara metode penggunaan dibanding vaksin lain, sehingga disebut vaksin terapi. Vaksin terapi ini mampu mengalahkan Covid-19 dengan hanya sekali pakai, sehingga lebih awet dan murah.

“Betul-betul diteliti 27 orang yang sudah menjalani dalam waktu yang cukup, dan dalam penelitian yang cukup, tidak ada efek samping, kemudian memang timbul imunitas," kata Dahlan.

Sebelumnya, tim peneliti dari PT. Rama Emerald Multi Sukses (Rama Pharma) bersama AIVITA Biomedical asal Amerika Serikat, dan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro mengembangkan vaksin virus corona bertajuk Vaksin Nusantara. Pengembangan vaksin itu juga melibatkan mantan Menteri Kesehatan Terawan Putranto.

Halaman:

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement