Lapangan Tua Jadi Momok untuk Mencapai Target Produksi Migas

Anggita Rezki Amelia
9 November 2018, 20:16
Rig
Katadata

Indonesia menghadapi tantangan dalam mengejar target produksi minyak dan gas bumi (migas). Tantangan itu datang dari kondisi lapangan migas yang sudah tergolong tua dan mengalami fase penurunan produksi.

Berdasarkan data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), saat ini ada 219 wilayah kerja di Indonesia. Dari jumlah tersebut, 89 merupakan blok eksploitasi, yang terdiri dari 74 produksi dan 15 pengembangan. 

Sementara itu, dari jumlah blok eksploitasi yang ada, 40 di antaranya sudah tergolong tua. Perinciannya, 36 wilayah kerja yang berumur 25 hingga 50 tahun. Sisanya sebesar empat blok sudah di atas 50 tahun.

Namun, ada juga blok yang belum tergolong tua tapi sudah mengalami masa penurunan karena cadangannya tergolong kecil. Alhasil, hingga kini ada 56 blok migas yang mengalami penurunan, baik yang tua atau pun cadangannya kecil.

Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi mengatakan kondisi ini lah yang bisa mempengaruhi produksi atau produksi siap jual (lifting). “Kenapa lifting migas di Indonesia selama ini turun? Karena lapangannya begini," kata dia di Sarasehan media di Ciloto, Jawa Barat, Kamis (8/11).

SKK Migas mencatat sejak tahun 2002 sampai 2007 produksi migas mengalami penurunan. Tahun 2002, produksi 2.636 juta barel setara minyak per hari (boepd). Lalu, pada 2004 turun menjadi 2.522 juta boepd, dan tahun 2007 menjadi 2.255 juta boepd.  

Setelah 2007, produksi migas sempat meningkat hingga 2010.  Tahun 2010, bahkan produksi Migas tercatat 2.526 juta boepd. Peningkatan ini seiring dengan beroperasinya Proyek Tangguh Train 1-2 yang dikelola BP Berau. 

Namun peningkatan produksi tersebut tidak bertahan lama. Sebab sejak 2011 sampai 2015 produksi menurun lagi.  Tahun 2015 produksi migas menjadi 2.228 juta boepd. Penyebabnya adalah penurunan produksi di Blok Mahakam, Kalimantan Timur.  

Akan tetapi, pada 2016 produksi Migas naik menjadi 2.249 juta boepd. Peningkatan produksi ini karena adanya peningkatan produksi di Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, Jawa Timur. Lalu pada 2017, produksi turun menjadi 2.162 juta boepd terpengaruh kinerja Blok Mahakam dan Rokan. 

Menurut Amien, untuk meningkatkan produksi Migas perlu adanya penemuan cadangan baru dengan kegiatan eksplorasi yang masif. "Jadi yang harus dicari adalah bagaimana mengatasi ini ke depan, " ujar dia. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...