Shell Ajukan Impor LNG, Arcandra Prioritaskan Produksi Lokal

Anggita Rezki Amelia
20 Juli 2018, 21:50
IPA 2017
Arief Kamaludin|Katadata
Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar memberikan tinjauan persoalan migas di stand pamer Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu, (17/5).

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar buka suara mengenai rencana impor gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) yang diajukan PT Shell Indonesia. Menurutnya, sebelum impor ada beberapa hal yang harus dilakukan.

Salah satunya adalah ketersediaan produksi dalam negeri. Apalagi, saat ini banyak kargo gas yang tidak terserap, seperti di Kilang Bontang.  “Case by case. Prioritas dalam negeri juga,” kata Arcandra di Jakarta, Jumat (20/7).

Hingga kini, Arcandra belum menerima laporan mengenai pengajuan impor LNG yang akan dilakukan Shell. Namun, selama dalam negeri masih menyediakan gas, maka itu diprioritaskan.

Kepala Divisi Program dan Komunikasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Wisnu Prabawa Taher mengatakan tahun ini target penjualan LNG sebesar 277 kargo atau setara 858,93 trillion british thermal unit (TBTU). Perinciannya 119 kargo dari kilang Tangguh, sementara 158 dari yang dikelola PT Badak NGL di Bontang Kalimantan Timur. Sementara itu realisasi tahun lalu hanya 270 kargo.

Di satu sisi, Kementerian ESDM sedang membuat neraca gas. Dalam aturan baru itu, data stok gas tidak bisa lagi agregat, melainkan ada rincian per daerah.

Adapun, jika ada daerah yang defisit gas, bisa mengambil dari dari daerah lain. “Apa semua defisit? Kan gas tergantung infrastruktur,” ujar Arcandra.

Halaman:
Reporter: Anggita Rezki Amelia
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...