Proyek IDD Tetap Jalan Tanpa Makassar Strait 

Anggita Rezki Amelia
12 Juli 2018, 11:26
Rig
Katadata

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan Proyek Ultra Laut Dalam (Indonesia Deepwater Development/IDD) tetap jalan meski Makassar Strait dipisah. Proyek ini kini hanya terdiri dari Blok Rapak dan Ganal.

Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi mengatakan kepastian keberlanjutan Proyek IDD sudah disampaikan Chevron Indonesia selaku operator Blok Rapak dan Ganal. “"Waktu saa tanya kalau Makassar Strait dilepas, progress IDD akan mundur atau tetap cepat? Mereka bilang tetap cepat," kata dia di Jakarta, Rabu (11/7).

Advertisement

Corporate Manager Communication Chevron Danya Dewanti mengatakan pembahasan Proyek IDD tahap dua terus berjalan. "Pemerintah Indonesia merupakan mitra penting kami. Kami terus melakukan pembicaraan dengan Pemerintah terkait Proyek Indonesia Deepwater Project (IDD) tahap kedua," ujar dia kepada Katadata.co.id, Kamis (12/7).

Awalnya, Proyek IDD terdiri dari tiga blok yakni Makassar Strait, Rapak dan Ganal. Bahkan Chevron Indonesia sudah mengajukan revisi proposal pengembangan lapangan (Plan of Development/PoD) dan perpanjangan di tiga blok tersebut Jumat (29/6).

Tiga blok ini memiliki masa kontrak yang berbeda. Kontrak Blok Makassar Strait akan berakhir 2020. Sementara itu, Blok Rapak kontraknya berakhir 2027 dan Blok Ganal habis di tahun 2028.

Namun, setelah dievaluasi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menolak skema tersebut. Alasannya karena biaya pengembangan proyek yang menggabungkan tiga blok itu dinilai terlalu tinggi.

Pemerintah meminta Chevron memisahkan Blok Makassar Strait dari Proyek IDD dengan alasan kontraknya lebih dulu berakhir. Chevron pun diminta mengajukan ulang proposal perpanjangan mengenai Blok Makassar Strait. Selain itu, blok ini juga ditawarkan ke PT Pertamina (Persero) dan Sinopec yang memiliki hak kelola

PT Pertamina Hulu Energi (PHE) memiliki hak kelola dalam proyek IDD melalui kepemilikian Participating Interest (PI) di Blok Makassar Strait sebesar 10%. Sisanya dimiliki Sinopec 18% dan Chevron 72%.

Akan tetapi, ketiga kontraktor itu menyatakan tidak berminat mengelola Blok Makassar Strait. Chevron menilai Blok Makassar Strait tidak ekonomis jika dikembangkan sendiri karena lokasinya marjinal. Kalaupun mau ekonomis butuh tambahan bagi hasil migas yang besar.

Halaman:
Reporter: Anggita Rezki Amelia
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement