Pertamina Jadi Operator Blok Mahakam, Produksi Ditarget Lebih Rendah

Anggita Rezki Amelia
9 November 2017, 19:48
No image
Kantor pusat PT Pertamina, Jakarta.

Tinggal sekitar satu setengah bulan lagi, PT Pertamina (Persero) akan menjadi pengelola Blok Mahakam. Namun, untuk tahun depan, perusahaan pelat merah ini justru mematok produksi minyak dan dan gas bumi lebih rendah dibandingkan saat ini.

Tahun 2018, Pertamina menargetkan produksi gas sebesar 1.100 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Padahal target produksi gas Mahakam tahun ini sesuai rencana kerja dan anggaran yang sudah direvisi sebesar 1.309 mmscfd. Adapun sejak awal tahun hingga September 2017 telah mencapai 1.223 mmscfd.

Advertisement

Adapun, target produksi minyak dan kondensat tahun depan sebesar 48 ribu barel per hari (bph). Sedangkan produksi minyak dan kondensat tahun ini dipatok 51.200 bph. Realisasi produksi minyak dan kondensat di Mahakam selama sembilan bulan terakhir sebesar 50 ribu bph. 

Direktur Utama Pertamina Hulu Indonesia (PHI) Bambang Manumayoso mengatakan salah satu penyebab produksi itu lebih rendah adalah jumlah pengeboran sumur meleset dari target. Awalnya, Pertamina menargetkan bisa membiayai pengeboran 19 sumur tahun ini untuk diproduksi tahun 2018. Namun, kenyataannya hanya bisa 17 sumur.

Salah satu penyebab target itu meleset adalah permasalahan pajak yang harus dituntaskan sebelum mengebor. "Jadi dulu kita ada hambatan kan di ngebor, makanya baru bisa mulai ngebor di Juli, padahal seharusnya bisa lebih dari itu. Tapi biar begitu kita tetap optimalkan kalau bisa lebih dari 1.300 mmscfd," kata Bambang.

Dari target 17, Pertamina telah berhasil menyelesaikan pengeboran 11. Rinciannya 10 sumur dibor di lapangan Tunu dan 1 sumur di bor di Lapangan Handil. 

Untuk mengebor 17 sumur, Pertamina mengeluarkan biaya US$ 140-150 juta. Ini lebih rendah dari target awal karena pengerjaan pengeboran yang lebih cepat, yakni bisa selesai sekitar  4,3 hari untuk satu sumur.

Menurut Bambang pengeboran 17 sumur tahun ini juga ikut menambah jumlah cadangan migas di Blok Mahakam sekitar 40-50 miliar kaki kubik (bcf) dari total 17 sumur tersebut. Dengan begitu perkiraannya cadangan bisa dimonetisasi hingga 20 tahun ke depan.

Selain dari 17 sumur itu, produksi Blok Mahakam tahun depan juga akan ditopang dari kegiatan pengeboran di 70 sumur. Pertimbangan mengebor sumur sejumlah itu adalah harga minyak yang mulai meningkat hingga level US$ 60 per barel.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement