Jawa Kelebihan Listrik, Jonan Ubah Konsep Proyek Kabel Bawah Laut

Anggita Rezki Amelia
10 April 2017, 19:28
Pembangkit Listrik
Arief Kamaludin|KATADATA

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengubah skema pembangunan kabel bawah laut skala 500 Kilo Volt (KV) Jawa-Sumatera. Jika semula proyek ini mengalirkan listrik dari Sumatera ke Jawa, dalam rencana umum penyediaan tenaga listrik (RUPTL) 2017 hingga 2026, listrik akan mengalir dari Jawa ke Sumatera.

Menurut Menteri ESDM Ignasius Jonan, alasan mengubah skema tersebut karena diprediksi terjadi kelebihan pasokan listrik di Pulau Jawa. Hal ini mengacu kepada prediksi pertumbuhan ekonomi di tahun-tahun mendatang.

“Jadi jika pertumbuhan ekonomi enam persen atau kurang sampai 2021,  Jawa akan kelebihan (listrik) karena kapasitas terpasang akan kelebihan pasokan 5 Gigawatt (GW) sekurang-kurangnya," kata dia saat sosialisasi RUPTL 2017-2026 di Jakarta, Senin (10/4).

(Baca: Revisi Rencana Listrik: Pembangkit Batubara Dominan, Gas Berkurang)

Kelebihan pasokan ini karena Jawa memiliki sistem kelistrikan yang besar, yakni jaringan kelistrikan interkoneksi dari Banten hingga ke Bali. Selain itu, sudah banyak kontrak jual-beli listrik (power purchase agreement/PPA) pembangkit listrik di Jawa yang ditandatangani. Salah satunya adalah PLTU Batang berkapasitas 2 x 1.000 Megawatt (MW) yang bakal rampung tahun 2020.

Dengan perkiraan seperti itu, Jonan berharap kelebihan pasokan tersebut bisa diserap oleh jaringan listrik lainnya. "Dulu kan dari Sumatera ke Jawa, sekarang pindah dari Jawa itu supply ke Sumatera, kami lihat pertumbuhan Jawa," kata dia.

Sebagai gambaran, pada era Menteri ESDM Sudirman Said, pembahasan RUPTL 2016-2025 sempat berpolemik. Penyebabnya, saat itu proyek HVDC akan diubah. Awalnya pasokan listriknya berasal dari tiga PLTU di Sumatera Selatan yakni PLTU Sumsel 8,9,10 yang totalnya sebesar 3.000 MW.

Menurut Jonan, proyek HVDC ini akan dikerjakan oleh PLN. Alhasil, PLN direncanakan akan memulai proyek HVDC pada 2021, dengan estimasi pada 2024 proyek selesai. (Baca: Menteri Sudirman: Lima "Pembangkangan" PLN)

Direktur Pengadaan PLN Supangkat Iwan Santoso mengatakan, ketika Jawa surplus listrik maka kelebihannya akan diserap Sumatera. Apalagi sistem kelistrikan Sumatera pada 2021 sudah andal.

Sebagai gambaran, dalam megaproyek listrik 35 ribu MW, porsi pembangkit di Pulau Jawa sebesar 22 ribu MW, sementara sisanya dibangun di beberapa wilayah lain di Indonesia. Untuk pembangkit di Jawa, sebanyak 9 ribu MW pembangkit listrik saat ini sudah masuk tahap kontrak jual-beli listrik (PPA) serta konstruksi. Sisanya sebanyak 4 ribu MW dalam proses pelelangan.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...