Pertamina EP Siapkan Rp 10 Triliun Cari Tambahan Cadangan Migas

Anggita Rezki Amelia
22 Maret 2017, 19:47
Nanang Abdul Manaf
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
PTH Presiden Direktur Pertamina EP Nanang Abdul Manaf (kiri) memberikan paparan tentang Kinerja dan Rencana Proyek Utama PT Pertamina EP di kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Rabu (22/3).

PT Pertamina EP menaikkan anggaran belanja modalnya tahun ini hingga 31,8 persen menjadi US$ 778 juta atau sekitar Rp 10,37 triliun. Peningkatan anggaran ini difokuskan untuk mencari tambahan cadangan minyak dan gas bumi (migas) di beberapa wilayah kerjanya.

Pelaksana tugas harian Presiden Direktur PT Pertamina EP Nanang Abdul Manaf mengatakan tahun ini perusahaannya menargetkan bisa menambah cadangan migas terbukti (P1) sebesar 78,19 juta barel setara minyak (mmboe). Target ini meningkat 31 persen dibandingkan tahun lalu yang hanya 59,58 mmboe. 

Selain cadangan P1, Pertamina EP juga mengejar target  tambahan cadangan migas  dari sumber daya kontingen (2C) sebesar 321 mmboe tahun ini. Targetnya hampir tiga kali lipat dari realisasi tahun sebelumnya yang hanya mencapai 111 mmboe.  (Baca: Pertamina Optimistis Tingkatkan Produksi Blok Migas di Iran)

Untuk mengejar target tersebut, Pertamina EP akan mengebor 13 sumur eksplorasi. Tahun lalu perusahaan hanya mampu mengebor enam sumur. Upaya lainnya adalah pengeboran 48 sumur pengembangan.

Sementara kegiatan survei seismik tahun ini memang sedikit turun dibandingkan tahun lalu. Tahun ini survei seismik 2D ditarget sepanjang  621 kilometer (km) lebih rendah dari realisasi tahun lalu sepanjang 953 km. Sedangkan survei 3D tahun ini ditargetkan sepanjang 883 km persegi, dibandingkan tahun lalu yang mencapai 1.008 km persegi.

Dari sisi produksi, Pertamina EP menargetkan ada sedikit peningkatan. Target produksi minyak tahun ini 83.865 barel per hari (bph) dan gas sebesar 1.024 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Tahun lalu realisasi produksi minyak mencapai 83.674 bph dan gas 989,0 mmscfd.

"Kami optimis pencapaian target 2017 lebih tinggi dari tahun lalu, " kata Nanang di Jakarta, Rabu (22/3).

Nanang mengatakan tahun lalu perusahaannya sulit meningkatkan produksi dan melakukan kegiatan pengeboran eksplorasi, karena harga minyak dunia masih rendah. Tahun ini perusahaannya memasang asumsi harga minyak yang US$ 50 per barel, lebih tinggi US$ 10 per barel dibandingkan tahun lalu.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...