Harga Gas Industri di Indonesia Lebih Murah Dibanding Negara Maju

Anggita Rezki Amelia
25 Oktober 2016, 18:46
Nusantara Regas
www.nusantararegas.com

Pelaku industri di Indonesia terus mendesak pemerintah menurunkan harga gas bumi untuk industri. Padahal, dibandingkan beberapa negara maju, ternyata harga gas sampai ke pembeli akhir di Indonesia masih lebih rendah.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) I.G.N. Wiratmaja Puja, memaparkan, rata-rata harga gas pipa dari mulut sumur ke pembeli akhir di Indonesia mencapai US$ 8,3 per mmbtu. Harga tersebut lebih rendah dibandingkan beberapa negara lain, bahkan negara maju seperti Singapura, Korea Selatan, Jepang, dan Cina

Sebagai gambaran, berdasarkan data dari Morgan Stanley tahun 2016, harga gas yang diperoleh konsumen di Cina bisa mencapai US$ 15 per mmbtu. “Cina lebih tinggi karena banyak impor,” kata Wiratmaja saat berdiskusi dengan para wartawan di Jakarta, Senin (24/10). (Baca: Berpacu Mengurai Ruwetnya Masalah Harga Gas)

Dibandingkan Korea, harga gas bumi  di Indonesia juga lebih murah. Dari data Global Note Database, harga gas bumi untuk industri di Korea pada tahun lalu mencapai US$ 13,66 per mmbtu. Harga itu belum menghitung adanya pajak.

Sedangkan harga gas di Jepang mencapai US$ 22,48 per mmbtu, belum termasuk pajak. Di Singapura, berdasarkan catatan singaporepower.com.sg, harga gas untuk industri dari 1 Agustus hingga 31 Oktober 2016 mencapai US$ 15,96 per mmbtu.

Tapi, harga gas pipa untuk industri di Indonesia memang lebih mahal dibandingkan Malaysia yang mencapai US$ 6,6 per mmbtu sampai pengguna akhir, dan Thailand sebesar US$ 7,5 per mmbtu. Menurut Wiratmaja, harga di Malaysia lebih murah karena disubsidi oleh pemerintah.

perbandingan harga gas
perbandingan harga gas (Kementerian ESDM)

Sementara di Thailand mekanisme juga berbeda dengan Indonesia. Harga gas buminya juga mengacu pada harga minyak dunia sehingga ketika harga minyak turun seperti saat ini, harga gas juga turun. Adapun, di Indonesia masih menggunakan skema harga tetap tidak mengikuti harga minyak.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...