Kisruh Listrik 35 GW, Rizal Kembali "Kepret" JK dan Sudirman

Anggita Rezki Amelia
31 Mei 2016, 18:01
No image
Menko Kemaritiman Rizal Ramli

Kisruh megaproyek pembangkit listrik 35 gigawatt (GW) kembali mengangkat perseteruan lama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said. Menurut Rizal, lambannya Perusahaan Listrik Negara (PLN) menggarap proyek andalan Presiden Joko Widodo tersebut lantaran pengerjaannya memang membutuhkan waktu yang panjang.

Saat pertama kali menjabat Menko Kemaritiman pada September tahun lalu, dia mengaku telah meminta agar proyek 35 GW tersebut dievaluasi. “Setelah kami pelajari, target ini kurang realistis,” kata Rizal dalam pertemuan koordinasi Struktur Ketenagalistrikan yang dihadiri oleh manajemen PLN dan anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) di Gedung BPK, Jakarta, Selasa (31/5).

Namun, menurut Rizal, banyak pihak yang bereaksi keras terhadap penilaian tersebut dan menganggapnya tidak mengetahui soal listrik. Padahal, para pihak yang bereaksi tersebut adalah orang-orang yang punya kepentingan sangat besar di PLN. “Takut dikaji ulang kalau tadinya proyeknya 12 atau 13 jadi dicoret tinggal 4 atau 5 proyek,” ujar dia. 

Indikasi itu bisa dilihat dari kebijakan tarif listrik dari pembangkit yang harus dibeli PLN. Kebijakankenaikan tarif oleh pemerintah itu banyak yang disalahgunakan. Misalnya, pembangkit listrik yang sudah ada, tapi menuntut sistem harga yang baru. Padahal, investor yang membangun pembangkit itu sudah balik modal. “Yang ini bakal jadi korban pemeriksaan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi),” ujar Rizal.

Namun, dia tidak menyebutkan para pihak yang dianggap bereaksi keras terhadap penilaian kebijakan yang tidak realistis tersebut. Yang jelas, jika melongok ke belakang, Menteri ESDM pernah menegaskan keyakinannya bahwa megaproyek tersebut bakal bisa diwujudkan. Adanya berbagai kendala, seperti pembebasan lahan dan perizinan yang rumit, bukan menjadi alasan untuk mengurangi target tersebut. "Tapi mencari cara bagaimana target itu terpenuhi,” ujar dia. (Baca: Perseteruan JK - Rizal Ramli Soal Nomenklatur Terus Memanas)

Kala itu, pernyataan Rizal itu juga mengundang reaksi dari Kalla. “Sebagai menteri harus pelajari dulu sebelum berkomentar. Menteri harus banyak akalnya. Kalau kurang akal pasti tidak paham. Kalau mau, (pembangkit listrik) 50 ribu megawatt pun bisa dibuat," katanya.

Alih-alih surut langkah, Rizal justru menantang Kalla berdiskusi di depan umum untuk membahas rencana tersebut. “Kalau mau paham, minta Pak Jusuf Kalla ketemu saya, kita diskusi di depan umum," katanya. Perang pernyataan itu mereda setelah Jokowi bersuara. Ia menyatakan tugas menteri ialah mencari solusi agar seluruh program pemerintah berjalan baik.

(Baca: Presiden Minta Menteri dan Menko Cari Solusi Megaproyek Listrik)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...