Hadapi Minyak Murah, Kontraktor Migas Perlu Terobosan Teknologi

Anggita Rezki Amelia
24 Mei 2016, 19:39
Migas Asing
Katadata

Kontraktor minyak dan gas bumi (migas) perlu mencari terobosan di bidang teknologi menghadapi harga minyak dunia yang rendah dalam setahun terakhir ini. Tujuannya agar kegiatan usaha terus berjalan dan produksi migas tidak terganggu.

Presiden Direktur GE Oil and Gas Iwan Candra melihat, harga minyak rendah memang sangat memukul industri migas. Banyak kegiatan atau sumur yang terpaksa berhenti beropereasi karena dianggap tidak ekonomis. (Baca: Pengembangan Blok East Natuna Dinilai Butuh Biaya Besar)

Advertisement

Berhentinya kegiatan tersebut tentu akan merugikan para kontraktor. Iwan menghitung, jika sumur minyak berhenti berproduksi selama satu minggu, maka kerugian yang akan ditanggung oleh kontraktor bisa mencapai US$ 3 juta atau Rp 40,9 miliar. Sedangkan nilai kerugian fasilitas pengolahan gas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG) lebih besar lagi, yaitu mencapai US$ 150 juta per tahun.

Kondisi tersebut bisa mempengaruhi produksi migas di dalam negeri. Apalagi, usia lapangan migas di Indonesia sudah tua alias telah dieksploitasi sejak lama. “Yang lambat laun produksinya kian menurun,” kata dia di Jakarta, Selasa (24/5). 

Salah satu opsi meminimalkan masalah tersebut, kontraktor migas bisa menggunakan teknologi Electrical Submersible Pump (ESP). GE Oil and Gas mengklaim pompa ini dapat meningkatkan efisiensi sumur yang sudah ada dan menahan laju penurunan produksi hingga 15 persen. (Baca: Produksi Migas Merosot dalam Satu Bulan Terakhir)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement