Pemerintah Tunggu Usulan Inpex Soal Insentif Blok Masela

Arnold Sirait
9 Mei 2016, 16:26
Rig
Katadata

Nasib kelanjutan proyek Blok Masela kini berada di tangan Inpex Corporation. Pemerintah tengah menanti permintaan dari perusahaan minyak dan gas bumi (migas) asal Jepang itu perihal insentif untuk mengembangkan ladang kaya gas di Laut Arafura, Maluku, tersebut. Tujuannya agar proyek tersebut bisa terus berjalan setelah Presiden Joko Widodo memutuskan pengembangan Blok Masela memakai skema kilang di darat (onshore).

Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sujatmiko mengatakan, pemerintah sebenarnya sudah membahas kemungkinan memberikan insentif kepada investor di Blok Masela, yakni Inpex Corporation dan Shell. Pembahasan yang melibatkan beberapa menteri terkait ini berlangsung bulan April lalu di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. (Baca: Kementerian Keuangan Siap Beri Insentif Kilang Darat Blok Masela)

Advertisement

Dalam rapat tersebut, pemerintah bahkan telah memutuskan sejumlah insentif yang bisa diberikan kepada Inpex selaku operator Blok Masela. Namun, itu belum dapat diberikan karena pemerintah hingga kini belum memperoleh secara resmi permintaan insentif dari Inpex.

Persoalannya, Inpex harus mengkaji ulang skema pengembangan Blok Masela di darat. Setelah melakukan kajian, menurut Sujatmiko, Inpex harus mengajukan kembali revisi proposal pengembangan lapangan atau plan of development (PoD). Dalam PoD tersebut akan ada beberapa catatan dan permintaan dari investor agar proyek tersebut mencapai nilai keekonomiannya.

Jadi, pemerintah akan mempertimbangkan jika Inpex tidak menginginkan insentif yang telah disiapkan tersebut atau malah meminta insentif lain. “Kami akan bahas permintaan tersebut,” kata dia kepada Katadata, Senin (9/5).  

Berdasarkan kajian konsultan internasional Poten and Partner, yang disewa oleh pemerintah pada akhir tahun lalu, pihak investor memang membutuhkan insentif kalau pengelolaan Blok Masela menggunakan skema pembangunan kilang di darat. Penyebabnya, nilai investasi pengembangan di darat lebih besar dibandingkan skema pengolahan gas di laut (FLNG).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement