Konversi ke Gas, Semen Indonesia Hemat Rp 1 Triliun Per Tahun
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. mulai melirik penggunaan gas untuk bahan bakar kendaraan operasionalnya. Gas untuk kebutuhan Semen Indonesia akan dipasok dari PT Pertamina (Persero).
Kerjasama tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) tentang Pengembangan Potensi Kerja Sama Bisnis Minyak dan Gas. Penandatanganan tersebut dilakukan oleh Direktur Utama Semen Indonesia Suparni dan Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto, hari ini (22/4) di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta. (Baca: Beri Utang Semen Indonesia, BNI Geser Fokus Kredit ke Infrastruktur)
Kedua perusahaan nantinya akan melaksanakan sinergi berupa pengembangan, penyediaan, dan pendistribusian produk serta jasa Pertamina kepada Semen Indonesia, penggunaan produk-produk Semen Indonesia oleh Pertamina, dan pemanfaatan aset Semen Indonesia dan Pertamina di wilayah Semen Indonesia dan Pertamina.
Dwi mengatakan dengan konversi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) ke gas, Semen Indonesia bisa memperoleh penghematan sekitar Rp 1 triliun per tahun. Perhitungannya, selama ini Semen Indonesia mengeluarkan uang sekitar Rp 3 triliun untuk biaya solar. Sementara perbandingan harga solar dengan gas bisa mencapai 30 persen.
Tidak hanya kerja sama di bidang konversi solar ke gas saja, kedua BUMN ini juga bekerjasama dengan pemanfaatan panas bumi di Aceh. Pertamina akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Aceh, dengan kapasitas 50 megawatt (MW). Listrik yang dihasilkan pembangkit ini akan disalurkan ke pabrik Semen Indonesia di Aceh. (Baca: Tiga Pembangkit Panas Bumi Beroperasi Tahun Depan)
Menurut dia, hal itu sejalan dengan arahan pemerintah untuk mengurangi penggunaan energi fosil. Selain itu juga dia mengatakan, dengan kerja sama ini akan terlihat mana energi yang menghasilkan efisiensi maksimal bagi perusahaan dan lingkungan. "Untuk melihat apakah energi apa yang terefisien seperti sekarang, atau melihat aspek lingkungan," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Utama Semen Indonesia Suparni mengatakan selain merupakan bentuk nyata sinergi dua perusahaan, kerja sama ini tentunya akan mendukung rencana strategis dan operasional perusahaan. Saat ini kebutuhan energi Semen Indonesia sangat besar, untuk itu perlu jaminan penyediaan energi.
Apalagi saat ini, Semen Indonesia sedang membangun beberapa pabrik baru. “Makanya kami bersama dengan Pertamina akan siapkan hal itu, apakah berbentuk penyediaan BBM, pelumas dan lain-lain. Kami juga butuh pembangkit panas bumi penggunaan listrik banyak,” kata dia. (Baca: Pertamina EP Dapat Tambahan Gas dari Sumur Baru Paku Gajah)
Hingga saat ini, Semen Indonesia masih menyelesaikan dua pabriknya di Rembang dan lndarung VI di Padang. Masing-masing memiliki kapasitas produksi 3 juta ton per tahun. Selain itu, pada Maret 2016, Semen Indonesia juga menandatangani pendirian perusahaan patungan dengan PT Samana Citra Agung yang bergerak di bidang produksi' semen di Kabupaten Pidie, Aceh.