Kenaikan Harga Minyak Dapat Perkecil Defisit Anggaran Negara

Desy Setyowati
28 November 2017, 16:58
Sumur Minyak
Chevron

Kenaikkan harga minyak mentah dunia dalam beberapa pekan terakhir bisa berdampak positif bagi keuangan negara. Setidaknya, peningkatan harga emas hitam itu bisa memperkecil defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan setiap harga minyak Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) naik US$ 1 per barel, maka bisa menghasilkan penerimaan negara dari pajak maupun bukan pajak sektor migas sebesar Rp 3,4 triliun hingga Rp 3,9 triliun. Namun, di sisi lain juga akan membuat beban belanja negara meningkat Rp 2,6 triliun hingga Rp 3,7 triliun.

Alhasil dari perhitungan itu, setiap ICP naik US$ 1 per barel maka negara bisa memperoleh tambahan Rp 2 miliar hingga Rp 9 miliar. Begitu juga sebaliknya ketika harga turun. “Semestinya kenaikkan harga minyak tidak merugikan karena postur pendapatan khususnya PNBP dan PPh migas sangat bergantung pada harga komoditas, khususnya harga minyak. Ini juga dengan asumsi volume harga BBM sama,” kata dia kepada Katadata, beberapa waktu lalu.

Ekonom Development Bank of Singapore (DBS) Gundy Cahyadi mengatakan hal yang sama. Jika tahun depan harga minyak mentah Indonesia secara rata-rata bisa berada di level US$ 65 per barel, maka defisit anggaran berpotensi turun 0,2%. “Jadi kenaikkan harga minyak positif untuk anggaran pemerintah,” kata dia.

Menteri Keuangan periode 2013 hingga 2014 Muhammad Chatib Basri juga menilai perekonomian Indonesia tahun depan akan lebih baik seiring kenaikkan harga minyak. Apalagi selain minyak, harga komoditas lainnya, seperti minyak kelapa sawit dan batu bara juga meningkat.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...