Jepang Bidik Kerjasama Sawit dan Pasarkan Pisang Indonesia

Image title
Oleh - Tim Publikasi Katadata
23 Februari 2019, 13:36
KEMENTAN
Katadata

Kunjungan Konsorsium Jepang, Taizo Yamamoto dan Sekio Shiraishi dari Eco Support Co. Ltd menghasil peluang kerja sama. Kunjungan ini merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kerjasama penelitian dan pengembangan bahan bakar gas, cair, dan padat berbahan biomassa kelapa sawit.


Keduanya menyampaikan laporan penelitian dengan tema "Solution against Global Warming: Cooperation Plan between Japan and Indonesia on Palm Farms Resources". Laporan dalam bentuk seminar ini digelar di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bersama PTPN II dan PPKS Medan.

Atase Pertanian Indonesia, Sri Nuryanti, mengatakan acara dihadiri 80 orang dari kalangan akademisi, peneliti, pelaku usaha perkebunan kelapa sawit, termasuk Direktorat Jenderal Perkebunan dan Biro Kerjasama Luar Negeri Kementan.

 “Nah, yang menjadi daya tarik Eco Support adalah soal teknologi Sustainable Gas Turbine Combined Cycle (S-GTCC) yang telah dipatenkan dan juga digunakan di Universal Studio Osaka, Jepang," katanya, Jumat (22/2).

Nuryanti mengatakan, selanjutnya BPPT akan menandatangani Letter of Intent (LoI) dengan pihak Eco Support sebagai bentuk kesepahaman kerjasama penelitian dan pengembangan serta pendidikan dan pelatihan dalam industri sawit.

"Jadi, ke depan BPPT akan bertindak sebagai supervisor untuk kerjasama dari ketiga pihak tersebut. Rencananya LoI ini akan ditandatangani pada akhir bulan Februari. Selanjutnya Eco Support akan menyelenggarakan simposium dengan tema kelapa sawit di Osaka pada minggu kedua bulan Maret," jelasnya.

Rngkaian acara diisi dengan seminar Focus Group Discussion (FGD) yang akan diselenggarakan pada April mendatang. Penyelenggaraan bertujuan untuk menajamkan pemahaman para pemerhati energi di Jepang melalui seminar di Osaka dan di KBRI Tokyo.

"Eco Support dan Japan Engineering Federation akan melakukan review hasil FGD dan serangkaian seminar yang diselenggarakan lalu bertandang ke Indonesia untuk melakukan aksi nyata memberi dukungan pada kerjasama dengan PTPN II dan PPKS," katanya.

Nuryanti mengatakan, teknologi pembangkit energi bebas limbah dan berbahan baku sawit ini rencananya akan dipresentasikan tim konsorsium Jepang dalam G20 Summit Conference di Osaka pada 28 hingga 29 Juni 2019.

"G20 Summit Conference ini akan mengusung tema Appeal Chance for S-GTCC: Design to the Future Society where Life Sparkles," jelasnya.

Potensi Pasar Tepung Pisang

Indonesia juga mendapat angin segar, terutama pada sektor investasi Agribisnis pisang pada kunjungan manajemen Joint Company Research Institute yang diwakili Kato Yosuke.

"Kedatangan Kato bermaksud untuk memperoleh informasi investasi di Indonesia, khususnya pada bidang hortikultura. Kato memerlukan lahan untuk membudidayakan tanaman pisang kepok dan juga mendirikan pabrik pengolahan tepung pisang dengan kapasitas produksi 10 ton/bulan," ujar Nuryanti.

Kapasitas produksi tepung yang akan dibuat, setidaknya membutuhkan 50 hingga 60 ton pisang segar per bulan. Nantinya, tepung pisang ini akan diekspor ke Jepang.

Izin ekspor tepung pisang asal Indonesia ke Jepang sudah diperoleh, sehingga rencana investasi ini akan memperluas akses pasar produk tepung pisang asal Indonesia ke Jepang.

Selanjutnya Kato juga mencari sumber produksi tepung tapioka dari Indonesia untuk bahan baku minuman bernilai tinggi di Jepang. Lebih jauh Kato menanyakan perihal perizinan dan mekanisme kepemilikan lahan bagi investor asing di Indonesia.

"Semua pertanyaan itu dijelaskan oleh Attani bahwa untuk penanaman modal asing di subsektor hortikultura maksimal 30 persen dari total nilai investasi. Untuk itu, Kato harus mempunyai partner usaha di Indonesia," katanya.

Berdasarkan laporan Attani, kebutuhan data dan informasi yang diperlukan bagi Kato adalah terkait kriteria lahan, mengingat ekspor produk tepung pisang ke Jepang harus punya akses yang baik ke pelabuhan ekspor baik udara maupun perairan.

"Kami meminta data dukung yang lengkap dari pihak Kato untuk disampaikan kepada Kementerian Pertanian guna menjembatani rencana investasi tersebut," pungkasnya.

Dalam penjelasanya Kato menyebut alasan Joint Company Research Institute berinvestasi karena perusahaan agribisnis ini sangat berpengalaman dalam memasarkan dan mendistribusikan tepung pisang organik 100 persen yang bebas gluten dengan brand Bana Slim.

"Dengan berinvestasi di Indonesia, kita berharap ke depan dapat memenuhi permintaan impor tepung pisang dengan produk yang memenuhi standar kualitas dan peraturan pelabelan di Jepang," tutup Nuryanti.

Editor: Arsip
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement