2015, Intiland Garap Reklamasi Pantai Utara Jakarta
KATADATA ? PT Intiland Development Tbk akan memulai proyek reklamasi untuk tanggul raksasa di pantai utara Jakarta atau ?Giant Sea Wall? pada 2015. Pengerjaan proyek diperkirakan memakan waktu sekitar tiga tahun.
Wakil Presiden Direktur Intiland Suhendro Prabowo mengatakan, dari total sekitar 5.000 hektare area yang direklamasi, perseroan hanya mengerjakan seluas 63 hektare. Namun dia belum mau menyebutkan berapa nilai investasi yang disiapkan perseroan untuk proyek ini.
?Investasi masih belum hitung. Tapi dari 63 hektare yang kita garap, yang kita gunakan sekitar 30 hektare dikali harga tanah sekitar Rp 25 juta,? ujarnya di Jakarta, Selasa (12/8).
Dia menambahkan, pihaknya sudah mendapatkan izin dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk pengembangan proyek terpadu di kawasan pantai. ?Proyek yang akan dikembangkan adalah kawasan terpadu, mulai hunian tapak, apartemen, kantor, hotel, dan sarana fasilitas lainnya,? tuturnya.
Selain itu, ada dua perusahaan lainnya yang ikut bergabung dalam konsorsium percepatan pembangunan terpadu pesisir ibu kota atau National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) yakni Fuhai Group dan Wiratman Group.
Nantinya, ketiga entitas perseroan ini akan mengerjakan proyek reklamasi pantai, pembangunan kawasan terpadu, serta membangun tanggul air laut raksasa di sebelah utara Jakarta.
Mega proyek ini terdiri dari tiga tahapan besar, yaitu tahap A berupa reklamasi 17 pulau serta peninggian tanggul di Sunda Kelapa. Tahap B berupa pembangunan awal konstruksi tanggul. Kemudian tahap C yakni pembangunan Giant Sea Wall. Adapun untuk tahap akhir, pemerintah pusat, melalui Kementerian Pekerjaan Umum ikut berpartisipasi.
Reklamasi pantai ini telah digagas sejak masa Pemerintahan Fauzi Bowo, dan ditargetkan selesai pada 2024. Proyek ini merupakan mega proyek untuk memperluas wilayah Jakarta dengan mereklamasi wilayah lautan, membangun tanggul raksasa penghalau rob. Selain juga mengembangkan suatu kawasan terpadu yang terdiri dari perumahan, perkantoran, serta pusat perbelanjaan di wilayah yang direklamasi itu.
Sementara itu, Intiland menargetkan pendapatan berkelanjutan (recurring income) sebesar 30 persen pada 2017, naik dari pertumbuhan target pada tahun ini sebesar 5-10 persen. ?Karena ada beberapa proyek kita banyak yang akan selesai pada 2016. Jadi akan bisa tercapai di 2017 atau 2018,? ujar Theresia Rustandi, Corporate Secretary Intiland, di Jakarta Selasa (12/8).