Penjualan Semen Juni, Kado Sebelum Lebaran

Image title
Oleh
23 Juli 2013, 00:00
smn.jpg
KATADATA | Arief Kamaludin
Aliran air Muara Kanau yang di bendung untuk menggerakan turbin

KATADATA ? Penjualan semen Indonesia tercatat 4,9 juta ton di bulan Juni 2013, atau naik 9,2 persen dibandingkan tahun lalu sebesar 4,5 juta ton. 

Penjualan semen di Sumatra yang tumbuh negatif 4 persen (YoY) pada Mei 2013, kini berhasil membukukan pertumbuhan positif, naik sebesar 13 persen (YoY), pada Juni 2013,. Hal ini terutama didukung permintaan yang kuat di Riau (tumbuh 52,3 persen) dan Sumatera Selatan (tumbuh 47,4 persen) pada periode yang sama.

Sedangkan, pertumbuhan konsumsi semen di Jawa terus mengalami percepatan, dari 5,3 persen pada Mei menjadi 6,8 persen pada Juni 2013. Sulawesi juga mencatat pertumbuhan kuat: naik 12 persen pada Mei 2013 dan melonjak menjadi 32,2 persen (YoY) pada Juni. 

Namun, perlu diingat bahwa konsumsi semen pada Juli diperkirakan dapat menurun sekitar 18,5 persen (MoM) dibandingkan Mei atau lebih rendah 2,1 persen dibandingkan tahun lalu, sebagai akibat dari masa bulan puasa (tahun lalu, bulan Puasa terjadi pada Agustus). Namun, jika kita menggunakan perbandingan yang sama, permintaan semen domestik pada bulan puasa tahun ini (Juli 2013) ternyata masih tetap lebih tinggi sekitar 8,9 persen dibandingkan dengan permintaan pada bulan puasa tahun lalu (Agustus 2012).

Dari sisi penjualan semen ekspor, pencapaian pada Juni 2013 mengalami lonjakan 11 kali lipat menjadi 22 ribu ton. Secara keseluruhan penjualan ekspor semester I/2013 tumbuh 1,8 persen menjadi 151 ribu ton (YoY).

PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) membukukan kenaikan tertinggi, yaitu sebesar 170,4 persen ke 90 ribu ton, pada semester I/2013. Ini tidak mengkhawatirkan karena jumlah tersebut hanya 0,7 persen dari total volume penjualan perusahaan. Sedangkan, penjualan ekspor PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) dan Holcim Indonesia Tbk (SMCB) justru tumbuh negatif masing-masing 86,1 persen dan 100 persen mengingat kapasitas utilisasi mereka yang melebihi 95 persen.

(Catatan: penjualan ekspor yang lebih tinggi akan menghasilkan margin lebih rendah, karena harga ekspor hampir separuh harga domestik).

Halaman:
Editor: Arsip
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...