BI: Koreksi Ekonomi Masih Terjadi pada 2014

Image title
Oleh
15 November 2013, 00:00
BI Jaga Pertumbuhan Kredit 17 Persen.jpg
KATADATA/
KATADATA | Donang Wahyu

KATADATA ? Bank Indonesia (BI) memandang perekonomian pada 2014 masih dalam tahap konsolidasi. Bank Sentral memperkirakan pertumbuhan ekonomi berada di kisaran 5,8-6,2 persen.

Gubernur BI Agus Martowardojo menjelaskan konsolidasi ini terkait belum rampungnya proses koreksi ekonomi dalam memulihkan defisit transaksi berjalan. Impor yang terkendali diharapkan mendukung perbaikan neraca transaksi berjalan. Pertumbuhan ekonomi tahun depan ditopang perbaikan ekspor sejalan membaiknya perekonomian global dan permintaan domestik.

"Proyeksi neraca transaksi berjalan dan potensi downside risk pertumbuhan ekonomi tetap mendapat perhatian, mengingat proses perlambatan ekonomi global saat ini tengah berlangsung," ujar Agus dalam  sambutan akhir tahun Gubernur BI dan pertemuan tahunan perbankan di BI, (14/11).

Dari sisi inflasi, BI memperkirakan pada 2014 inflasi akan berada pada kisaran 4,5 plus minus 1 persen. Inflasi bahan makanan dan inflasi barang-barang yang harganya dikendalikan pemerintah (administered prices) diproyeksikan kembali stabil. 
 
Adapun prospek perbankan tahun depan, BI mengingatkan perbankan untuk mengantisipasi belum kuatnya ekonomi dan kenaikan suku bunga. Pertumbuhan kredit perbankan diperkirakan menurun, di kisaran 15-17 persen. ?Ini penting untuk menyeimbangkan perekonomian,? ujar Agus.
 
BI juga mengingatkan sejumlah tantangan baik domestik maupun global tahun depan. Untuk tantangan global, pergeseran lanskap ekonomi global terus berlanjut. Proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia 2014 naik ke sekitar 3,5 persen.
 
Rata-rata pertumbuhan AS dan Eropa dalam dua dekade terakhir hanya 2,2 persen dan 1,4 persen, dalam lima tahun ke depan diperkirakan menjadi 3,1 persen dan 1,6 persen. Sebaliknya ekonomi China diperkirakan hanya tumbuh sekitar 7 persen. , setelah dua dekade tumbuh rata-rata 10,2 persen. Pola sama akan terjadi pada ekonomi emerging market lainnya. 
 
Dari sisi domestik, BI juga mencatat beberapa tantangan yang harus dibenahi yaitu pertama, tantangan pasar keuangan yang berhubungan dengan fragmentasi ekses likuiditas rupiah di sektor perbankan. Kedua, kelemahan struktural akibat ketidakseimbangan antara struktur permintaan dan kapabilitas di sisi penawaran.

Advertisement
Reporter: Nur Farida Ahniar
Editor: Arsip
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement