Rusia Klaim Punya Kekuatan untuk Melawan Amerika

Aryo Widhy Wicaksono
18 Maret 2022, 14:08
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev masuk ke ruangan saat Kongres Partai United Russia ke-19 di Moskow, Rusia, Sabtu (23/11/2019). Foto diambil tanggal 23 November 2019.
ANTARA FOTO/REUTERS/Sergei Ilnitsky
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev masuk ke ruangan saat Kongres Partai United Russia ke-19 di Moskow, Rusia, Sabtu (23/11/2019). Foto diambil tanggal 23 November 2019.

Mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, memperingatkan Amerika Serikat bahwa Moskow memiliki kekuatan untuk melawan mereka, sekaligus menuding pihak Barat memicu gerakan Russophobic (fobia terhadap Rusia) untuk membuat Rusia bertekuk lutut.

"Itu tidak akan berhasil - Rusia memiliki kekuatan untuk menempatkan semua musuh kita yang kurang ajar sesuai tempat mereka," kata Medvedev yang kini menjabat sebagai Wakil Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (17/3).

Kremlin marah setelah Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai penjahat perang.

Rusia pun langsung membalas pernyataan Biden melalui Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov. Menurut Peskov, pernyataan Biden tidak dapat diterima dan dimaafkan.

Sebelumnya, Presiden Putin menyatakan operasi militer khusus di Ukraina diperlukan, karena Amerika Serikat menggunakan Ukraina untuk mengancam Rusia. Untuk itu, Rusia harus bertahan melawan "genosida" oleh Ukraina terhadap orang-orang berbahasa Rusia.

Di sisi lain, Ukraina mengatakan sedang berjuang untuk keberadaannya, dan menyebut klaim genosida Putin adalah omong kosong. Barat pun menyebut klaim bahwa mereka ingin memecah belah Rusia sebagai sebuah fiksi.

Sejak invasi terhadap Ukraina pada 24 Februari, Amerika Serikat dan sekutunya di Eropa dan Asia telah menjatuhkan sanksi kepada para pemimpin, perusahaan, dan pengusaha Rusia. Tindakan ini memutus Rusia dari sebagian besar ekonomi dunia. Meski begitu, Rusia bersikukuh dapat berjalan dengan baik.

Rusia pun menyatakan upaya untuk menjalin hubungan dengan Barat setelah jatuhnya Uni Soviet pada 1991 telah berakhir. Ke depannya, Rusia akan mengembangkan hubungan dengan kekuatan lain seperti Cina.

Halaman:
Reporter: Aryo Widhy Wicaksono
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...