Kasus Penipuan Binary Option Tak Hanya Terjadi di Indonesia

Aryo Widhy Wicaksono
5 April 2022, 12:40
Hermawan (kiri) bersama Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Pol Gatot Repli Handoko (kanan) saat gelar barang bukti kasus afiliator Binomo dengan Tersangka Indra Kenz (tengah), Jumat (25/3/2022).
ANTARA FOTO/Adam Barik/Adm/rwa.
Dirtipideksus Bareskrim Polri Brigjen Whisnu Hermawan (kiri) bersama Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Pol Gatot Repli Handoko (kanan) saat gelar barang bukti kasus afiliator Binomo dengan Tersangka Indra Kenz (tengah), Jumat (25/3/2022).

Kasus dugaan penipuan dengan modus aplikasi investasi kini sedang menjadi perhatian, terutama setelah Kepolisian Republik Indonesia (Polri) sedang menyelidiki beberapa aplikasi binary option atau opsi biner, serta robot trading.

Beberapa aplikasi yang berhasil dijerat adalah Binomo, Quotex, Fahrenheit, dan Viral Blast. Beberapa nama tersangka dari kasus ini adalah dua pemberi pengaruh (influencer) Indra Kenz dan Doni Salmanan, serta bos Fahrenheit Hendry Susanto. Sementara pendiri Viral Blast, Putra Wibowo, hingga kini masih buron.

Terbaru, Polri kembali menetapkan seorang tersangka terkait aplikasi Binomo, yaitu Fakarich, guru trading Indra Kenz di Binomo. Kemudian, ada juga manajer development Binomo, Brian Edgar Nababan.

Penipuan terkait platform Binomo tak hanya terjadi di Indonesia. Pada periode 2020, Binomo kerap digunakan sebagai kedok untuk penipuan di Nigeria.

Mengutip laporan Stanford Internet Observatory (SIO) atau Observatorium Internet Universitas Stanford, yang mengidentifikasi ratusan akun di Facebook, Instagram, Twitter, LinkedIn, dan TikTok untuk menargetkan aksi penipuan terhadap masyarakat di Nigeria.

Berbagai akun oknum diketahui telah menyusupi akun seseorang, kemudian mengunggah cerita dan mengeklaim mendapatkan uang melalui skema investasi. Mereka lalu mendorong para pengikut atau sejawat dari akun tersebut untuk turut "berinvestasi".

Salah satu caranya adalah dengan membajak akun media sosial atau email seseorang, kemudian menguasai akun tersebut untuk beberapa saat dengan mempromosikan kisah sukses mereka dalam berinvestasi menggunakan aplikasi, umumnya memakai nama Binomo dan Olymp Trade.

Mereka yang percaya, kemudian diarahkan berkomunikasi melalui aplikasi perpesanan. Saat itulah, oknum tersebut meminta para investor mengirimkan sejumlah uang sebagai modal awal, dan menjanjikan mereka akun serta akses ke aplikasi. Akan tetapi, sesaat setelah mengirimkan uang, biasanya oknum tersebut akan menghilang. 

SIO telah mengidentifikasi ratusan akun yang tersebar di beberapa platform media sosial di Nigeria, termasuk 129 halaman Facebook dan akun pribadi, 59 akun Instagram, 21 akun Twitter, 18 akun LinkedIn, dan lima akun TikTok.

Twitter secara permanen menangguhkan sekitar 270 akun yang terkait dengan penipuan ini, dan Facebook menangguhkan puluhan akun Facebook dan Instagram.

Peliknya penipuan menyangut opsi biner telah lama menjadi perhatian dunia.

Di Asia Tenggara, selain Indonesia, Kepolisian Singapura juga menangani dugaan penipuan terkait aplikasi opsi biner pada akhir 2016. Kala itu, ada sekitar 30 laporan dengan kerugian mencapai lebih dari satu juta dolar Singapura. Dalam keterangan resmi kepolisian Singapura disebutkan, sebagian besar investor berasal dari kalangan profesional keuangan serta pensiunan.

Menurut kepolisian Singapura, sebagian besar platform perdagangan opsi biner merupakan entitas yang tidak tunduk terhadap peraturan, dan memiliki basis usaha di luar Singapura. Tempat paling umum yang mereka klaim sebagai lokasi kantor pusatnya adalah Inggris, Siprus, dan SAR Hong Kong. 

Halaman:
Reporter: Aryo Widhy Wicaksono
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...