Menciptakan Masyarakat Tangguh Jadi Kunci Bangkit dari Pandemi

Image title
20 April 2022, 18:15
Warga melintas di depan mural bertema ajakan vaksinasi di Mojosongo, Solo, Jawa Tengah, Selasa (8/3/2022).
ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/aww.
Warga melintas di depan mural bertema ajakan vaksinasi di Mojosongo, Solo, Jawa Tengah, Selasa (8/3/2022).

Ketangguhan masyarakat menjadi kunci utama untuk bangkit dan pulih secara ekonomi, setelah masa pandemi Covid-19 berakhir nanti. Selain vaksinasi, ketangguhan dapat dibangun melalui kolaborasi sebagai modal sosial.

Staf Ahli Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bidang Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan, Vivi Yulaswati, menjelaskan bahwa teori klasik yang selalu bertumpu pada modal, sumber daya, dan tenaga kerja untuk bangkit secara ekonomi, tidak akan cukup untuk menghadapi berbagai tantangan di masa depan.

Menurutnya, kolaborasi dengan membangun jaring pengaman sosial yang lebih rapat, menjadi sesuatu yang krusial pascapandemi nanti. Selain itu, memerlukan juga social capital sebagai pelumas untuk membangun ketangguhan masyarakat. Kemudian, memperluas kesempatan pekerja, dan meningkatkan produktivitas akan semakin mendorong terciptanya ketangguhan masyarakat untuk bangkit dari pandemi.

Selain kolaborasi, Vivi juga menyoroti ketahanan masyarakat melalui berbagai jenis aset, seperti tabungan, pengembangan asuransi mikro, asuransi sosial, dan beragam produk keuangan lainnya. 

“Artinya, ketangguhan masyarakat tidak hanya bisa dari vaksin, tapi juga modal sosial dan cara kita (pemerintah) mengemban kebijakan,” kata Vivi dalam Diskusi Tripartit Strategi Pemulihan Inklusif di Masa Pandemi Covid-19 pada Rabu (20/4).

Ke depannya, sambil memulihkan perekonomian, masyarakat juga perlu membangun perlindungan sosial yang lebih adaptif dengan situasi dan kondisi. Vivi memberi contoh bantuan sosial (bansos) seperti yang sebelumnya diberikan, mesti sudah lebih siap dengan menyesuaikan kepada pandemi yang mungkin terjadi nanti.

Agar lebih optimal, mekanismenya perlu dibangun lagi agar dapat lebih fleksibel dalam mengadaptasi berbagai guncangan yang mungkin lebih dahsyat nanti.

Sebab saat terjadi pandemi, dampaknya tak hanya menyasar kepada masyarakat miskin, tetapi semua kalangan.

Namun, ia menilai yang paling terdampak justru kalangan menengah, sebab mereka cenderung sulit untuk mengembalikan kondisi seperti sebelum mendapatkan guncangan ekonomi akibat pandemi.

“Pada saat ekonomi oke, dia oke. Tetapi pada saat terjadi guncangan sedikit saja, mudah bagi dia untuk kembali lagi kepada poor atau bahkan kemiskinan ekstrem. Itu terjadi juga di urban dan rural,” jelasnya.

Halaman:
Reporter: Ashri Fadilla
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...