Sikap Jokowi Undang Putin dan Zelensky ke G20 Dinilai Tepat

Aryo Widhy Wicaksono
1 Mei 2022, 13:50
Presiden Joko Widodo (memberikan arahan saat memimpin rapat terbatas (Ratas) di Istana Negara, Jakarta, Senin (29/11/2021).
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak
Presiden Joko Widodo (memberikan arahan saat memimpin rapat terbatas (Ratas) di Istana Negara, Jakarta, Senin (29/11/2021).

Presiden Joko Widodo telah mengundang Presiden Rusia Vladimir Putin serta Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, ke pertemuan puncak G20 di Bali.

Jokowi mengundang Putin karena Rusia menjadi bagian dari anggota G20. Sedangkan Ukraina diundang karena menjadi bagian dari isu pemulihan ekonomi dunia.

Menurut Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI), Hikmahanto Juwana, sikap Presiden Jokowi terhadap krisis dua negera yang sedang bertikai, Rusia-Ukraina, patut mendapatkan apresiasi. 

“Harapan Presiden yang mengimbau agar perbedaan antar negara bisa diselesaikan secara damai selaras dengan amanat yang termaktub dalam Pasal 2 ayat 3 Piagam PBB,” kata Hikmahanto, Sabtu (30/4/2022) malam.

Hikmahanto memuji Presiden Jokowi yang mengundang Presiden Zelensky ke pertemuan KTT G20. Sebagai Presiden G20, Indonesia memiliki diskresi untuk mengundang siapapun, yang dianggap penting bagi pertemuan KTT G20. Seperti tahun lalu, ketika Italia mengundang Singapura yang bukan anggota G20 untuk hadir.

“Bagi Indonesia kehadiran dari kepala pemerintahan dan kepala negara dalam KTT sangat penting karena pada forum tersebut akan diambil keputusan yang akan mempengaruhi perekonomian dunia dan lingkungan hidup,” jelasnya.

Selain itu, Hikmahanto juga memuji sikap Presiden Jokowi yang menolak dengan tegas permintaan bantuan senjata dari Presiden Zelensky.

Menurutnya penolakan Presiden sudah tepat jika melihat dasar konstitusi dan prinsip politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif.

Hal ini juga sejalan dengan cita-cita bangsa sesuai Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, yang menyebutkan salah satu alasan dibentuknya pemerintah adalah untuk ikut dalam membangun ketertiban dunia.

Bantuan senjata menurutnya justru memperburuk situasi, bahkan berpotensi mengeskalasi perang yang tengah berkecamuk.

Apalagi jika melihat perkembangan kondisi global, dia khawatir perang telah bergeser tidak lagi antara Rusia dengan Ukraina, melainkan sudah meluas.

“Sayangnya Ukraina hanya dijadikan medan perang tanpa memperhatikan sisi kemanusiaan rakyat Ukraina,” ucapnya.

Halaman:
Reporter: Aryo Widhy Wicaksono
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...