Koalisi Indonesia Bersatu Buka Pintu untuk Partai Lain Bergabung

Image title
13 Mei 2022, 17:29
Suasana konferensi pers Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto,Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa, dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan di Rumah Heritage Jakarta, Kamis (12/5/2022). ANTARA/Putu Indah Savitri
ANTARA/Putu Indah Savitri
Suasana konferensi pers Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto,Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa, dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan di Rumah Heritage Jakarta, Kamis (12/5/2022). ANTARA/Putu Indah Savitri

Partai Golkar, PAN, dan PPP telah mendeklarasikan diri untuk bekerja sama membentuk poros koalisi untuk menghadapi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Demi kepentingan politik, ketiga partai tetap membuka pintu untuk memperbesar koalisi dengan partai politik lainnya. 

Menurut Ketua Dewan Pengurus Partai (DPP) Golkar, Tubagus Ace Hasan Syadzily, selalu terbuka peluang bagi partai lain untuk bergabung di dalam koalisi mereka. Selama partai tersebut memiliki tujuan dan visi yang sama mengenai arah pembangunan Indonesia ke depannya.

“Tentu koalisi ini sangatlah inklusif, karena yang menyatukan kami adalah kesepakatan gagasan dan ide untuk membangun Indonesia,” katanya memberikan keterangan, Jumat (13/5).

Menurutnya, Golkar, PAN, dan PPP memiliki nilai lebih karena sebagai partai telah memiliki pengalaman panjang dalam pemerintahan maupun percaturan politik di Indonesia. Pengalaman ini juga yang mendasari semangat ketiga partai dalam membangun kerja sama dalam Koalisi Indonesia Bersatu.

Kata ‘Bersatu’ merupakan akronim dari lambang masing-masing partai. Golkar yang memiliki beringin, PAN dengan lambang surya atau matahar, serta PPP dengan gambar Baitullah atau Kakbah. Secara filosofis, kata 'Bersatu' memiliki makna sebuah harapan agar koalisi tiga partai ini dapat berdiri kokoh, tumbuh kuat, dan besar berkat sinar matahari dan ridho dari Tuhan Yang Maha Esa.

Hadirnya Koalisi Indonesia Bersatu juga berangkat dari sejarah yang membekas dari dua penyelenggaraan Pemilihan Presiden (Pilpres) terakhir. Trauma tersebut merupakan adanya disparitas sosial dan polarisasi yang sampai sekarang masih kerap terjadi, meski pelaksanaan Pipres telah lama berakhir.

Hal ini mengacu kepada politik identitas yang masih membayang-bayangi kondisi politik sekarang, sehingga selalu tercipta sekat di masyarakat. Perpecahan kelompok sosial berdasarkan identitas ini juga sulit didamaikan. “Pertengkaran tidak ada sumbangsih apapun untuk kemajuan bangsa,” kata Ace.

Dari latar belakang itu, ketiga partai bersepakat bahwa dalam Pemilu 2024, Indonesia tidak boleh terjebak pada kondisi yang sama. Koalisi Indonesia Bersatu juga sepakat bahwa Pemilu semestinya menjadi ajang pertarungan ide, gagasan, track record, serta prestasi. Bukan pertarungan identitas.

Halaman:
Reporter: Ashri Fadilla
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...