Polisi Israel Pukuli Pelayat Wartawan Al Jazeera, AS dan Eropa Marah
Amerika Serikat dan Uni Eropa mengutuk aksi pemukulan pasukan Israel pada prosesi pemakaman jurnalis berkebangsaan Palestina-Amerika, Shireen Abu Akleh di Yerusalem, Israel.
Shireen tewas setelah ditembak saat meliput serangan militer Israel di sebuah kamp pengungsi pada Rabu (11/5) pagi waktu setempat.
Abu Akleh terkenal karena pemberitaannya tentang konflik dan kisah Israel-Palestina selama lebih dari tiga dekade. Upacara pemakaman Abu Akleh dihadiri ribuan warga Palestina di Ramallah, sehari setelah pembunuhannya.
Melansir Guardian, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, telah mengeluarkan pernyataan yang mengutuk pasukan Israel atas serangan mereka terhadap para pelayat.
“Kami sangat terganggu dengan gambar polisi Israel yang mengganggu prosesi pemakaman warga Palestina Amerika Shireen Abu Aqleh,” demikian bunyi pernyataan Blinken di akun Twitter resminya, Sabtu (14/5).
“Setiap keluarga berhak untuk membaringkan orang yang mereka cintai untuk beristirahat dengan cara yang bermartabat dan tanpa hambatan,” lanjutnya.
Selain Blinken, Uni Eropa juga mengeluarkan pernyataan terhadap aksi kekerasan yang dilakukan pasukan Israel.
"Uni Eropa mengutuk penggunaan kekuatan yang tidak proporsional dan perilaku tidak sopan oleh polisi Israel terhadap peserta prosesi berkabung," tulis pernyataan resmi Uni Eropa dalam situs resmi tersebut Sabtu (14/5).
Mempersilakan penyelenggaraan prosesi pelepasan jenazah dan membiarkan pelayat berduka dalam damai tanpa pelecehan dan penghinaan merupakan rasa hormat paling minimal terhadap manusia.
UE mengulangi seruannya agar dilakukan upaya penyelidikan secara menyeluruh dan independen, untuk mengklarifikasi peristiwa kematian Shireen Abu Akleh. Hal ini diperlukan untuk membawa para pelaku yang bertanggung jawab atas pembunuhannya ke pengadilan.
Pernyataan singkat Blinken dan Uni Eropa muncul setelah kamera televisi menangkap polisi di Israel yang menyerang iring-iringan pelayan saat prosesi pemakaman Abu Aqleh, di luar rumah sakit St Joseph di Yerusalem Timur.
Ketika mereka mulai berjalan menuju gerbang rumah sakit St Joseph, pasukan Israel berupaya menghentikan para pelayat yang memilih membawa peti berjalan kaki daripada menggunakan mobil jenazah. Pasukan keamanan Israel menerobos gerbang halaman rumah sakit dan menyerang kerumunan. Beberapa petugas memukuli pengusung jenazah dengan tongkat dan menendangi mereka.
Pemukulan ini berlangsung beberapa saat, hingga kelompok yang membawa peti mati bersandar ke dinding dan hampir menjatuhkan peti mati. Bahkan ada saat ketika peti mati hampir menyentuh tanah, tepat sebelum sebuah granat kejut meledak.
Adegan kekerasan yang berlangsung beberapa menit ini menambah kemarahan warga Palestina terhadap pembunuhan Abu Akleh.
Unjuk kekuatan dari pasukan keamanan Israel terjadi setelah warga menghindari penghalang jalan di kawasan Yerusalem Timur untuk bergabung dengan prosesi pemakaman reporter Al Jazeera ini.
Pelayat meneriakkan “Palestina!”, menyanyikan lagu kebangsaan Palestina dan mengibarkan bendera Palestina sebelum polisi Israel menindak prosesi tersebut, serta menuduh para peserta mengganggu ketertiban umum.
Menurut Federasi Jurnalis Internasional, seperti dikutip Guardian, pasukan Israel telah membunuh setidaknya 46 jurnalis Palestina sejak 2000, sementara data kementerian kesehatan Palestina mencatat 50 warga Palestina tewas sepanjang 2022 ini.
Sementara Komite Perlindungan Jurnalis menyatakan jumlah wartawan yang terbunuh mencapai 23 orang, berikut datanya: