Bentuk Koalisi Partai Islam, PKB dan PKS Ingin jadi Poros Ketiga

Image title
9 Juni 2022, 16:49
Sekjen PKS Aboe Bakar Al-Habsyi (kedua kiri) bersama Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid (kiri), Wabendum PKB Nasim Khan (kedua kanan) dan Wabendum PKB Bertu Merlas (kanan) berpose di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (9/6/2022).
ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/YU
Sekjen PKS Aboe Bakar Al-Habsyi (kedua kiri) bersama Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid (kiri), Wabendum PKB Nasim Khan (kedua kanan) dan Wabendum PKB Bertu Merlas (kanan) berpose di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (9/6/2022).

Menjelang dibukanya pendaftaran peserta Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, berbagai partai politik semakin sibuk melakukan penjajakan koalisi. Setelah Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang berisi Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dinamika politik semakin berwarna dengan kehadiran poros koalisi partai Islam. Poros ini merupakan gabungan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Kesepakatan koalisi ini terjalin setelah keduanya menjalin komunikasi pada acara Hari Lahir PKS pekan lalu. Penjajakan untuk berkoalisi ini disampaikan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PKS, Aboe Bakar Alhabsyi, melalui sebuah pantun. "Limau purut di tepi rawa, buah belimbing belum masak. Kalau PKB-PKS jalan bersama, kontestasi Pilpres tambah semarak,” katanya dalam sebuah pertemuan dengan Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid, di Jakarta, Kamis (9/6).

Meski kedua partai sepakat untuk bergabung dan membentuk poros ketiga, mereka tetap membuka pintu bagi partai lain untuk bergabung. Sebab, jika digabungkan, PKB dan PKS secara total memiliki 18,79% kursi di parlemen. Jumlah ini belum memenuhi presidential treshold yang mewajibkan 20% ambang batas untuk mencalonkan presiden.

“Kita siap dengan Nasdem. Kita siap dengan Demokrat. Kita siap dengan yang lain. Tidak ada masalah,” ujar Aboe.

Koalisi baru ini juga dikatakan Aboe bukan bentuk kekecewaan karena tidak diajak serta dalam KIB, yang di dalamnya terdapat dua partai Islam, PAN dan PPP. Justru Aboe membuka kesempatan jika ada partai di KIB yang berubah pikiran di masa mendatang.

Aboe juga menjelaskan PKS tak mempermasalahkan jika nanti Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin yang akan maju sebagai capres. Meski begitu, hal ini masih perlu pendalaman lebih lanjut. "Enggak apa-apa. Kalau mau, Cak Imin layak, kita lihat nanti kita obrolin dulu," ucapnya.

Menurutnya, koalisi PKB dengan PKS justru hadir untuk meredam polarisasi politik yang selama ini mengahantui masyarakat akibat Pemilihan Presiden (Pilpres) yang hanya memunculkan dua pasang calon. Oleh karena itu, kedua partai memutuskan untuk menjadi poros ketiga untuk memastikan adanya pasangan capres-cawapres tambahan.

“Nanti biar calonnya jadi tiga. Kami prinsipnya santai saja,” katanya.

Halaman:
Reporter: Ashri Fadilla
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...