Sudah di Akhir Jabatan, Jokowi Perlu Reshuffle Besar-besaran

Aryo Widhy Wicaksono
15 Juni 2022, 07:00
Presiden Joko Widodo (tengah) memimpin rapat kabinet terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (29/6/2020).
ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/Pool/wsj.
Presiden Joko Widodo (tengah) memimpin rapat kabinet terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (29/6/2020).

Presiden Joko Widodo dikabarkan akan merombak atau reshuffle jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju, untuk memberikan ruang kepada Partai Amanat Nasional (PAN) masuk jajaran eksekutif.

Kabarnya, akan ada empat hingga enam menteri yang akan bergeser dari posisinya saat ini, agar PAN mendapatkan jatah Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN).

Menurut pengamat politik sekaligus pendiri lembaga survei KedaiKopi, Hendri Satrio, Presiden Jokowi sebaiknya memang melakukan perombakan secara besar-besaran jika benar ingin melakukan reshuffle kabinet.

Hal ini diperlukan jika Presiden ingin memberikan kesan sejarah yang baik di akhir masa jabatannya. Sebab di masa ini, fokus pemerintahan kerap teralihkan sehingga Presiden perlu menteri yang siap bekerja secara fokus.

"Di injury time, gol cantik tercipta. Tetapi blunder parah juga kerap terjadi di injury time," ujar Hendri menganalogikan posisi pemerintah yang sedang berada di akhir masa kekuasaan, saat dihubungi Katadata.co.id, Selasa (14/6).

Secara politik, perombakan secara besar-besaran juga memberikan peluang kepada Jokowi untuk kembali mengkonsolidasikan partai politik di koalisi pemerintah, setelah sebelumnya terpecah dengan adanya wacana penundaan Pemilihan Umum (Pemilu) dan memperpanjang masa jabatan presiden.

Hendri pun menilai bahwa peluang PAN untuk meramaikan porsi menteri kabinet dengan latar belakang partai politik terbuka lebar.

Ada beberapa indikator yang mendukung hal ini, selain posisi mereka sebagai koalisi pemerintah selalu mendukung kebijakan Presiden, dukungan pribadi terhadap Jokowi juga menjadi salah satu akan menjadi perhitungan.

"Sangat mungkin PAN masuk, kita lihat akrobat terakhir terkait usulan untuk menunda Pemilu," jelasnya.

Hendri menjelaskan, walaupun Presiden sudah secara tegas menolak wacana untuk menunda Pemilu dan memperpanjang masa jabatan presiden, tetapi dukungan tersebut menunjukkan posisi PAN yang loyal terhadap Jokowi.

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief, Ashri Fadilla
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...