Jokowi Juru Damai Ukraina dan Rusia, Anggota DPR Singgung Hadiah Nobel

Image title
30 Juni 2022, 18:12
Presiden Jokowi bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Istana Marynsky, Kyiv, dalam misi damai untuk meredakan perang Rusia-Ukraina.
Sekretariat Kabinet RI
Presiden Jokowi bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Istana Marynsky, Kyiv, dalam misi damai untuk meredakan perang Rusia-Ukraina.

Kunjungan Presiden Joko Widodo ke Ukraina untuk bertemu Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, di Istana Maryinsky, pada Rabu (29/6), membuka asa terhadap perbaikan kondisi dunia, yang terus tertekan akibat perang yang terjadi di negara tersebut.  

Dalam diskusi Dialektika Demokrasi bertema "Misi Damai Jokowi di Rusia – Ukraina, Efektifkah?",  Anggota Komisi I DPR, Dave Akbarshah Fikarno, menyampaikan pertemuan Presiden Jokowi dengan Zelensky, kemudian Presiden Rusia Vladimir Putin, dapat menjadi sebuah permulaan positif. Dengan catatan, negara-negara Barat juga mau mengubah kebijakan dan sikap politik luar negerinya.

Sebab konflik yang terjadi di kawasan timur Eropa ini merupakan sebuah akumulasi dari beragam persoalan yang terjadi di kawasan tersebut.

"Yang kita harapkan ini, Presiden bisa membangun komunikasi antara Zelensky dan Putin. Negara-negara Barat juga bisa mengurangi egonya, sehingga menurunkan tensinya,” kata Dave dalam diskusi yang digelar di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (30/6). 

Untuk itu, Dave menilai pertemuan ini memiliki pesan krusial, tak hanya bagi Indonesia, karena negara-negara Barat juga berharap Jokowi dapat menjadi jembatan komunikasi di antara kedua negara, di tengah kenyataan sedikit negara yang dapat menjadi mediator.

"Di sini terlihat dari bahasa tubuh banyak pemimpin negara G7 kemarin bahwa diharapkan Presiden ini dapat menjadi juru damai," ungkap Dave.

Bagi Dave, pertempuran yang terjadi antara Rusia dan Ukraina tak hanya mengganggu stabilitas regional, tetapi juga berdampak terhadap krisis pangan dan energi global.

Indonesia pun merasakan dampaknya, terlihat dari persoalan naiknya harga bahan bakar minyak (BBM), pangan, dan beban subsidi pemerintah terhadap sektor energi.

“Subsidi pemerintah terhadap energi sangat besar, bahkan mencapai Rp 500 triliun,” ungkapnya.

Pujian juga disampaikan Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Effendi Simbolon. Saat menjadi pembicara di diskusi ini, Effendi menilai kunjungan tersebut merupakan sebuah langkah luar biasa, yang dapat menonjolkan peran Indonesia di kancah global.

Dari kunjungan ini, Effendi bahkan menilai Jokowi berpeluang menjadi penerima Nobel Perdamaian, apabila memenuhi empat persyaratan. Pertama, dalam segi misi perdamaian, Jokowi mampu mendorong kedua pemimpin negara itu untuk melakukan gencatan senjata.

Halaman:
Reporter: Ashri Fadilla
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...