Sosok Para Jenderal di Kasus Kematian Brigadir J
Persis dua pekan lalu, Jumat (8/7), Brigadir Pol. Yosua Hutabarat alias Brigadir J tewas setelah terjadi baku tembak di rumah dinas Inpsektur Jenderal (Irjen) Pol. Ferdy Sambo.
Kematian Brigadir J hingga kini masih diselimuti misteri, karena terdapat kejanggalan pada awal proses pengungkapan kasus ini oleh kepolisian. Akhirnya polemik pun mencuat hingga Presiden Joko Widodo meminta agar kasus ini diungkap hingga tuntas.
"Buka apa adanya," kata Jokowi di Pulau Rinca, Nusa Tenggara Timur, Kamis (21/7).
Ini kedua kalinya Jokowi memberikan pernyataan agar Polri menyelesaikan proses hukum peristiwa ini. Pekan lalu, pada Selasa (12/7), Jokowi telah meminta persoalan ini agar segera diproses.
Kapolri lantas merespons perintah tersebut dengan membentuk tim khusus gabungan internal dan eksternal, yang dipimpin Wakapolri Komisaris Jenderal (Komjen) Pol. Gatot Eddy Pramono.
Tim ini terdiri dari Inspektorat Pengawas Umum (Itwasum) Polri, Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri, Provos, hingga Pengamanan Internal (Paminal) Polri. Sedangkan dari pihak eksternal menggandeng Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) dan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).
Dalam mengusut kasus ini, Gatot dibantu jajaran jenderal polisi, dari Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto, Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri Komjen Agung Budi Maryoto, Kabaintelkam Polri Komjen Ahmad Dofiri, serta Asisten Kapolri bidang SDM Irjen Wahyu Widada. Sedangkan dari eksternal, terdapat anggota Kompolnas Irjen (Purn.) Benny Mamoto. Siapa mereka?
- Kabareskrim Komjen Pol. Agus Andrianto
Berdasarkan penelusuran, Agus mengawali karirnya sebagai perwira dengan menjabat Kapolsek Sumbul, Sumatera Utara (1992). Selanjutnya, Agus memimpin beberapa Polsek di provinsi tersebut, seperti Kapolsek Parapat (1993), dan Percut Sei Tuan (1995).
Jenderal bintang tiga ini juga berpengalaman dalam bidang reserse, karena pernah menjabat sebagai Kasat Serse Poltabes Medan (1999), Kasat Direktorat Reskrimsus Polda Metro Jaya (2006), dan Dir Reskrim Polda Sumut (2009). Termasuk ketika menjadi Direktur Psikotropika dan Prekursor Deputi Bidang Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN).
- Irwasum Polri Komjen Agung Budi Maryoto
Komjen Agung telah menjabat sebagai Irwasum sejak 1 Mei 2020. Sebelumnya, Agung memiliki beragam jabatan pada bidang lalu lintas. Dimulai dengan menjadi Kepalas Sub Bagian Penegakan Hukum Direktorat Lalu Lintas (Kasubag Gakkum Dirlantas) Polda Riau (1989). Selanjutnya Agung dipercaya menjabat beberapa Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasat Lantas), dari Polres Kepri Barat (1991), Polresta Pekanbaru (1993), dan Polresta bandar Lampung (1997).
Agung juga sempat menjabat sebagai Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Kalimantan Selatan (2008) dan Dirlantas Polda Jawa Barat (2009). Kemudian, karirnya terus melejit dengan menjadi pejabat pada lingkungan Mabes Polri, dari Kepala Bidang Regident Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri, Wakil Kepala Korlantas Polri (2012), lalu Kepala Korlantas Polri (2016). Terakhir Agung memimpin Direktorat Intelijen dan Keamanan (Intelkam) Polri sebelum menjadi Irwasum.
- Kabaintelkam Polri Komjen Ahmad Dofiri
Komjen Ahmad menjabat sebagai Kabaintelkam Polri sejak 31 oktober 2021. Di Akademi Kepolisian, Ahmad meraih Adhi Mayayasa karena menjadi lulusan terbaik angkatan 1989. Beberapa jabatan strategis yang pernah ia duduki di antaranya, Kanit Resintel Polsekta Tangerang Polda Metro Jaya (1990), Kapolres Bandung (2007), Wakil Kepala Kepolisian Wilayah Kota Besar Bandung (Wakapolwiltabes Bandung) (2009), dan Kapoltabes Yogyakarta (2009).
Selanjutnya, Ahmad juga pernah menjabat sebagai Kapolda di Banten (2016), Yogyakarta (2016), dan Jawa Barat (2020), sebelum akhirnya menjadi Kabaintelkam Polri.
- Asisten Kapolri bidang SDM Irjen Wahyu Widada
Irjen Wahyu menjadi Ass SDM Polri sejak 26 Juli 2021. Lulusan terbaik Akpol 1991 ini juga meraih penghargaan Adhi Makayasa, dan memiliki rekam jejak pada bidang reserse setelah dipercaya menjadi Direktur Resor Kriminal Khusus (Direskrimsus) Polda Banten (2013), kemudian Analis Kebijakan Madya Bidang Pidana Terorisme (Pidter) Bareskrim Polri.
Wahyu juga memiliki pengalaman dalam memimpin wilayah, dengan menjadi Kapolda Gorontalo (2019) dan Aceh (2020).
- Irjen Pol. (Purn) Benny Mamoto
Benny Mamoto selama menjalani karir sebagai polisi, lebih banyak mendapatkan tugas dalam bidang reserse. Mulai dari Penyidik pada Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri, Direktorat I Kamtrannas Bareskrim Polri (2001), Wakil Direktur II Ekonomi Khusus Bareskrim Polri (2006), Direktur Badan Narkotika Nasional (BNN) selama 2009-2012, serta Deputi Pemberantasan Narkotika BNN (2012-2013).
Sepak Terjang Tim Khusus dalam Sepekan
Setelah membentuk tim khusus, Kapolri juga mencopot Irjen Ferdy Sambo dari jabatan Kadiv Propam Polri. Posisinya untuk sementara diserahkan kepada Komjen Gatot Eddy.
Tak lama berselang, Polri juga mengumumkan keputusan untuk menonaktifkan dua perwira, yakni Brigjen Hendra Kurniawan dari jabatan Karo Paminal Divisi Propam Polri. Kemudian Kombes Pol. Budhi Herdi Susianto dari jabatan Kapolres Metro Jakarta Selatan.
Keduanya dicopot dari jabatan masing-masing dalam rangka menjaga objektivitas, transparansi, dan independensi penyidikan kematian Brigadir J. “Tim harus betul-betul menjaga muruah itu sesuai dengan komitmen Bapak Kapolri,” ujar Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas) Polri, Irjen Pol. Dedi Prasetyo di Mabes Polri pada Rabu (20/7) malam.
- Sosok Brigjen Pol. Hendra Kurniawan
Brigjen Hendra Kurnia menjabat sebagai Karo Paminal Divisi Propam Polri sejak 16 November 2020. Sebelumnya, Hendra telah pernah menjabat sebagai Analis Kebijakan Madya Bidang Paminal Div Propam Polri, serta Kabagbinpam Ro Paminal Divpropam Polri.
- Kombes Budhi Herdi Susanto
Kombes Budhi sebelum menjabat sebagai Kapolres Metro Jakarta Selatan telah menjabat beberapa posisi strategis. Di antaranya Kapolsek Manatuto di Kawasan Timor Leste sebelum berpisah dari Indonesia. Dia juga pernah menjadi penyidik pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 2005.
Dalam perjalanannya, Kombes Budhi telah memimpin beberapa wilayah setingkat resor dengan menjadi Kapolres di Kediri Kota (2013), Mojokerto (2014), dan Jakarta Utara (2019). Setelah itu, Kasubdit I Dittipidum Bareskrim Polri (2020), serta Analis Kebijakan Madya bidang Pidum Bareskrim Polri (2020).
Mengungkap Kejanggalan
Tim besutan Kapolri ini dalam sepekan setelah terbentuk juga mengungkapkan beberapa komitmen untuk membongkar bebera kejanggalan yang menjadi polemik. Seperti pengakuan keluarga yang menyaksikan banyaknya luka pada jasad Brigadir J, waktu pengungkapan peristiwa yang dilakukan tidak langsung setelah menerima laporan, serta CCTV yang rusak.
Untuk mengungkap kasus ini, tim khusus berencana untuk melakukan autopsi ulang terhadap jenazah Brigadir J.
Rencananya, autopsi ulang akan melibatkan Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri serta tim forensik independen, termasuk asosiasi dokter forensik. Akan tetapi, dirinya belum dapat memastikan tanggal dari pelaksanan ekshumasi terhadap jasad Brigadir J. “Ini akan diatur waktunya, yang jelas dalam waktu tidak terlalu lama,” ujar Benny Mamoto usai mengikuti gelar perkara kasus Brigadir J di Kantor Bareskrim Polri, Rabu (20/7) malam.
Selanjutnya, Polri juga akan membuka rekaman CCTV yang sedang didalami Tim Khusus (Timsus) di Laboratorium Forensik agar bisa mengungkap kronologi peristiwa.
“Kami sudah menemukan CCTV yang bisa mengungkap secara jelas tentang konstruksi kasus ini,” kata Dedi Prasetyo dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (20/7) malam.
Direktur Penyidikan Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigjen Pol. Andi Rian Djajadi mengatakan bukti baru CCTV ditemukan penyidik dari beberapa sumber.
Saat ini CCTV sedang berada di Laboratorium Forensik untuk dilakukan sinkronisasi dan kalibrasi waktu agar data yang ditampilkan sesuai dengan meta data dari CCTV.
“Kadang-kadang ada tiga CCTV di sana, di satu titik yang sama tapi waktunya bisa berbeda-beda. Nah tentunya ini harus melalui proses yang dijamin legalitasnya. Jadi bukan berdasarkan apa maunya penyidik,” tutur Andi.